Empat Hari untuk Seember Air

Sumber:Indopos - 22 Oktober 2007
Kategori:Air Minum
GUNUNGKIDUL - Hujan yang turun Jumat (12/10) belum mampu menolong warga Desa Giri Wungu, Panggang. Ini karena hujan tersebut belum mengubah kondisi Telaga Luweng Lor di Dusun Legundi yang selama ini airnya diandalkan warga untuk kebutuhan sehari-hari.

Hujan pertama yang terjadi saat sebagian masyarakat merayakan Hari Raya Idul Fitri itu tidak mampu mengisi bak penampungan air hujan. "Hingga saat ini baru sekali hujan. Selain hanya sebentar, hujannya juga tidak deras," kata Maryono, warga Legundi kepada Radar Jogja kemarin.

Penantian panjang turunnya hujan itu juga semakin memperpanjang penderitaan warga, terutama yang tergolong warga miskin. Sebagian dari warga Legundi yang rata-rata sebagai buruh tani, terpaksa mengonsumsi air keruh yang ada di telaga itu.

Meski air di telaga tersebut sangat tidak layak minum, untuk mendapatkannya juga perlu usaha keras. Ini karena sumber air yang jadi andalan warga itu benar-benar sudah kering. Untuk mendapatkan air, mereka harus menggali lubang di tengah telaga dan menunggu rembesan air.

Untuk mengumpulkan satu ember air dibutuhkan waktu setidaknya dua jam. Setelah itu, air masih harus dijernihkan dulu selama empat hari agar kotorannya mengendap. Dan ini juga yang dilakukan Ny Cipto Pawiro yang saat ditemui koran inni sedang mengambil air di telaga itu.

"Ya, bagaimana lagi Mas, lha wong tidak air. Adanya ya ini," ujar Ny Cipto. Setelah empat hari diendapkan, satu ember air itu kemudian dipakai untuk minum dan memasak. Untuk kebutuhan mandi, cuci, kakus (MCK) mereka pergi ke telaga lain yang jaraknya bisa mencapai 4-6 Km.

Camat Panggang Wahyu Nugroho mengakui droping air yang dilakukan belum mencukupi kebutuhan warganya. Ini karena keterbatasan armada yang dimiliki. Ia menyebut di Panggang ada lima desa dengan satu armada tanki. Satu armada bisa droping rata-rata 5-7 kali setiap hari.

"Artinya, untuk satu desa hanya mendapatkan jatah air satu kali. Kalau dibagi lagi ke dusun, maka bisa jadi dusun baru akan mendapatkan droping air sekian hari sekali," katanya.

Wahyu menjelaskan pihaknya sudah berusaha berbuat maksimal. Salah satunya saat libur Lebaran dan cuti bersama, droping air tetap dilakukan. "Dengan keterbatasan armada, kami tetap memberikan layanan maksimal. Lebaran kami tetap keliling untuk droping air," ujar Wahyu. (ufi)



Post Date : 22 Oktober 2007