GRESIK- Kerugian materi akibat luapan Kali Lamong selama empat hari terakhir mencapai Rp18,807 miliar. Kerugian ini dihitung dari banyaknya rumah dan sawah terendam air, dan tambak udang/bandeng gagal panen.
Nilai kerugian tersebut belum terhitung dampak banjir di Mojokerto dan Jombang. Pantauan di lapangan, banjir akibat luapan air Kali Lamong kian tidak terkendali, Senin (28/3). Banjir yang sudah berlangsung empat hari di Kabupaten Gresik setidaknya merendam 80 desa di lima kecamatan (lihat tabel).
Secara pasti Satuan Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana (Satlak BPB) Gresik tidak menyebutkan estimasi total kerugian.Anggota Satlak BPB Gresik M Wafik mengaku belum bisa mendata total kerugian akibat banjir Kali Lamong. “Secara keseluruhan masih menunggu laporan. Makanya kami hanya mendapatkan laporan per kecamatan,”akunya. Dari data Satlak BPB Gresik, wilayah 80 desa yang terendam air meliputi Kecamatan Cerme sebanyak 17 desa, Menganti 7 desa,Kedamean 3 desa, Duduksampeyan 4 desa, Kecamatan Benjeng 16 desa, Balongpanggang 13 desa dan Wringinanom 1 desa. Kerugian terbesar diperkirakan di Kecamatan Cerme, Benjeng dan Duduksampeyan.
Dibanding Benjeng, tingkat kerugian di Kecamatan Cerme dan Duduksampeyan lebih besar. Sebab, ratusan hektare tambak bandeng dan udang di dua kecamatan tersebut dipastikan gagal panen. Bandeng dan udang banyak yang terbawa arus air. Camat Cerme Bambang Wibisono mengungkapkan total kerugian diperkirakan mencapai Rp15 miliar.“Secara keseluruhan tinggi air sudah menurun,” ungkap mantan Kabag Humas Sekretraiat DPRD Gresik itu. Sedangkan,Camat Benjeng Abdul Hakam mengaku belum mengetahui secara pasti kerugian banjir di wilayahnya. Sampai saat ini masih menghitung kerugian banjir. Namun bila mengacu pada banjir sebelumnya, estimasi kerugian mencapai Rp1,8 miliar.
Kerugian tersebut belum termasuk industri yang terkena imbas kemacetan yang terjadi di jalur pantura Gresik- Lamongan. Kemacetan kian parah karena badan jalan yang tergenang air semakin meluas. Mulai dari Desa Watongrejo hingga Brak Tebaloan di Kecamatan Duduksampeyan. Ketinggian air di kawasan ini 25 sentimeter. “Untuk mengatasi macet jalur Gresik ke Lamongan kami alihkan ke utara. Tujuannya supaya konsentrasi kendaraan dapat dialihkan ke utara,”ujar Kasatlantas Polres Gresik AKP Satria Permana,kemarin. Kendati ketinggian air secara keseluruhan sudah surut, namun banjir susulan akibat luapan Kali Lamong tetap mengancam. Apalagi belum ada perbaikan tanggul Kali Lamong di Kecamatan Benjeng sepanjang 6 kilometer, kemudian tanggul sepanjang 1 kilometer di Desa Morowudi, Kecamatan Cerme.Banjir bisa semakin parah karena tanggul di Desa Pandu juga belum diperbaiki.
Kondisi ini diperparah pendangkalan Kali Lamong. Bahkan di muara Kali Lamong yang berdekatan dengan Pulau Galang terdapat dermaga untuk kalangan sendiri (DUKS) milik PT Jatisari. Bila terjadi bongkar kayu,maka bisa menghambat laju aliran air Kali Lamong menuju ke laut. Sementara itu, luapan Kali Lamong di Kota Surabaya terpantau terus meninggi.Kemarin, banjir yang masuk ke kawasan Pakal sudah sampai ketinggian satu meter. Kondisi itu tak lepas dari curah hujan yang terus terjadi di Kota Pahlawan.Luapan Kali Lamong itu sebenarnya sempat turun 70 sentimeter,tapi hujan yang kembali turun Minggu (27/3) malam membuat air kembali naik.
Suprapto, salah satu warga Sumberrejo menuturkan, dirinya sempat membersihkan rumah dari lumpur yang terbawa air.Namun, malam harinya air kembali masuk ke rumah, bahkan lebih tinggi dari hari sebelumnya.“ Jadi sekarang sudah hampir mencapai leher orang dewasa,”ujarnya,kemarin. Selain itu, tingginya luapan banjir membuat akses jalan menuju gedung Surabaya Sport Center (SSC) tergenang air.Hasilnya,semua kendaraan tak mampu mengakses ke lokasi. “Kalau dua hari sebelumnya, jalan menuju SSC cuma setengah meter, tapi sekarang sudah setinggi satu meter,” ujar Masduki Toha, salah satu warga Pakal. Ia melanjutkan,meluapnya Kali Lamong mengakibatkan banjir di sejumlah kelurahan seperti Sumberjo, Tambak Dono dan kini mulai memasuki Babat Jerawat.
Akibatnya para warga mulai bingung mencari solusi banjir. “Ini merupakan banjir yang paling besar yang kami rasakan selama ini,” jelasnya. Anggota DPRD Surabaya dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menjelaskan, rumahnya yang letaknya tidak jauh dengan SSC juga ikut tergenang air. ”Air cukup deras, apalagi datangnya ketika semua warga tidur di malam hari. Untungnya saya sempat memberi tanggul di rumah, kalau tidak, air bisa menenggelamkan semua isi rumah,”jelasnya.
Pengerukan Kali Lamong Dipercepat
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Pematusan (DPU BMP) Pemkot Surabaya Erna Purnawati menuturkan, pemerintah pusat melalui Direktorat Jenderal Sumber Daya Air (Ditjen SDA) Departemen Pekerjaan Umum akan mempercepat proses pengerukan Kali Lamong. Erna mengatakan Kali Lamong domainnya berada di tangan pemerintah pusat, sehingga biaya pengerukan sebanyak Rp20 miliar diambilkan dari APBN.“Ada dua titik yang sering banjir karena Kali Lamong, yakni di Kecamatan Pakal dan di Medokan Tangkis,” tegasnya.
Kadis Pekerjaan Umum (DPU) Gresik Tugas Husni Syarwanto mengaku telah berkoordinasi dengan pemerintah pusat untuk memperbaiki tanggul Kali Lamong.“Pembangunan tanggul Kali Lamong maupun pengerukan harus dilakukan secepatnya,” ujar Kadis Pekerjaan Umum (DPU) Gresik Tugas Husni Syarwanto. Sementara itu,Pemprov Jatim akan segera membantu realisasi pengerukan Kali Lamong dan Bengawan Solo. Agar kapasitas dua sungai itu dapat menampung curah hujan yang semakin tinggi.“Pak Gubernur dan instansi terkait sudah koordinasi. Penanganan bencana selama musim hujan ini akan dioptimalkan,”ujar Kepala Bidang Operasi dan Pemeliharaan Dinas PU Pengairan Jatim Sunoko.
Dia menjelaskan anggaran dari pemerintah pusat tersebut untuk pengerukan, pembangunan dan perbaikan infrastruktur tanggul. Berdasarkan survei bersama yang dilakukan pada 25 Februari 2011 lalu, tanah yang akan dibebaskan untuk pembangunan tanggul sekitar tujuh kilometer sepanjang DAS Kali Lamong di Gresik. Tanggul akan dibangun di Sedapur Kelagen-Bulang Kulon sepanjang 6 kilometer serta di Jembatan Boboh-Afvour Gunungsari sepanjang 7 kilometer. Perkiraan kebutuhan tanah sekitar 15-20 meter tiap sisi. “Kali Lamong di Surabaya ada 13,5 kilometer, dan di Gresik ada 55 kilometer. Tapi yang paling parah memang di sisi Gresik,”katanya.
Banjir Diprediksi Semakin Parah
Bencana banjir di Jatim diperkirakan bertambah parah. Pasalnya hujan diperkirakan terus menguyur sampai akhir bulan ini. Prakirawan Badan Meteorolgi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Surabaya Priyo Utomo memperkirakan intensitas hujan ringan hingga sedang masih terjadi dalam beberapa hari ke depan. Wilayah yang diguyur hujan diperkirakan hampir merata di seluruh Jatim. “Ini terjadi karena pada Maret, cuaca Jatim masih masuk musim hujan dengan tingkat kelembapan cukup tinggi, sehingga pembentukan awan hujan cukup signifikan,” terangnya kemarin.
Wilayah Jatim bagian utara dan tengah seperti Gresik, Surabaya, Lamongan, Sidoarjo, Probolinggo, Pasuruan, dan Situbondo, akan terus diguyur hujan. Padahal sekarang di wilayah ini sudah terjadi banjir di beberapa titik. Dengan masih adanya guyuran hujan, diperkirakan banjir akan bertambah parah.“Peluang hujan berintensitas ringan hingga sedang,” kata Priyo. Hujan intensitas ringan sampai sedang juga diperkirakan akan terjadi di Bojonegoro, Ngawi,Magetan,Ponorogo,Madiun, Nganjuk, Kediri, Jombang, dan Mojokerto.
Parahnya, beberapa wilayah di antaranya merupakan kawasan hulu beberapa sungai besar yakni Kali Lamong, Kali Brantas, dan Bengawan Solo. ashadi ik/aan haryono/ deny bachtiar
Post Date : 29 Maret 2011
|