Empat Desa Masih Terendam

Sumber:Koran Sindo - 04 Januari 2012
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
PASURUAN– Banjir luapan Sungai Kedunglarangan yang terjadi sejak Minggu (1/1) malam masih merendam empat desa di dua kecamatan Kabupaten Pasuruan hingga kemarin. 
 
Sejumlah ruas jalan umum masih tergenang air hingga setinggi betis.Ini terlihat di Desa Kalianyar dan Desa Tambakan, Kecamatan Bangil, serta Desa Kedungboto dan Desa Kedungringin di Kecamatan Beji. Selain kawasan permukiman, luapan banjir ini juga masih menggenangi areal persawahan dan tambak.Curah hujan yang masih tinggi ini dikhawatirkan bakal menambah daftar kerugian petani akibat gagal panen. 
 
Diperkirakan sawah yang terendam mencapai 40 hektare, sedangkan tambak yang tergenang masih sekitar 35 hektare. Akibat banjir,sebagian warga khususnya anak-anak mulai terserang penyakit gatal-gatal dikulit. Untuk mengantisipasi sebaran penyakit kulit ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan membagikan obatobatan di Puskesmas Pembantu desa setempat. ”Anak-anak terus bermain digenangan air. 
 
Mereka tidak peduli dengan kondisi air yang kotor dan bercampur limbah pasar ikan,” kata Siti Aminah, warga Desa Kalianyar,Bangil. Menurutnya, genangan air yang masih tersisa dijalan raya dengan kedalaman hingga 50 sentimeter akan surut setelah selang sehari. Namun jika hujan masih terus mengguyur, genangan banjir akan terus bertahan atau bahkan kembali meninggi. 
 
”Kami hanya minta agar pemkab serius menangani persoalan banjir.Kejadian ini sudah berulang kali, tapi tidak pernah ada penyelesaian.warga tetap menjadi korban banjir jika musim hujan tiba,”tandas Subheki,warga setempat. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Pasuruan, Yudha Triwidya Sasongko menyatakan, masih tergenangnya luapan air di empat desa ini karena ada beberapa penyebab. Selain kondisi jalan lebih rendah, saluran dipemukiman tersebut tidak berfungsi secara normal karena tertutup tanah dan sampah. 
 
”Saluran air yang tidak berfungsi juga menjadi penyebab lambannya air surut.Ini butuh kepedulian dan kerjasama dari masyarakat untuk membersihkan saluran,” tandas Yudha Triwidya. Menurutnya, ancaman banjir diperkirakan masih terus terjadi hingga bulan Maret mendatang. Berdasar prakiraan dari BMKG, curah hujan masih tinggi sejak Januari hingga Maret. Karena itu, pihaknya meminta agar masyarakat didaerah aliran sungai dan daerah terdampak terus meningkatkan kewaspadaan. 
 
”Kami belum memiliki alat yang bisa memberikan peringatan dini terhadap ancaman banjir. Tapi kami selalu berkoordinasi dengan instansi lain yang memiliki aparat hingga ditingkat kecamatan. Masyarakat juga harus pandai membaca tanda-tanda alam, misalnya mendung tebal dikawasan hulu, masyarakat harus mengantisipasi sejak dini,”tandas Yudha Triwidya. arie yoenianto


Post Date : 04 Januari 2012