|
Padang, Kompas - Setidaknya ada empat dampak sanitasi buruk pada kesehatan masyarakat. Keempat dampak tersebut adalah penyakit diare, tifus, polio, dan penyakit cacingan. Untuk mencegah meluasnya dampak tersebut, masyarakat dan pemerintah perlu meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya sanitasi. Wahanuddin, tim teknis dari Departemen Kesehatan untuk Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP), mengatakan, perubahan terbesar yang harus dilakukan menyangkut perilaku orang untuk hidup sehat. ”Urusan sanitasi ini tidak bisa hanya dipasrahkan kepada pemerintah saja. Perlu kerja sama semua pihak untuk membenahi sanitasi,” ujar Wahanuddin. Kematian akibat diare pada anak usia di bawah tiga tahun mencapai sekitar 100.000 anak pada tahun 2003. Kejadian diare yang disurvei tahun 2006 menunjukkan bahwa diare pada semua usia dialami 423 orang per 1.000 penduduk. Penyakit tifus dialami 350-810 orang per 100.000 penduduk. Studi klinis di rumah sakit menunjukkan, angka penderita tifus 500 orang per 100.000 penduduk, dengan laju kematian antara 0,6 dan 5 persen. Untuk penyakit cacingan, prevalensi terjangkit cacingan di Indonesia tahun 2007 mencapai 35,3 persen. Penyakit polio kembali menjangkiti seorang anak laki-laki yang berusia dua tahun di Jawa Barat. Fernando Siagian, staf Direktorat Sumber Daya Alam dan Teknologi Tepat Guna Direktorat Jenderal PMD Departemen Dalam Negeri, mengatakan, urusan sanitasi meliputi pengolahan tinja dengan penyediaan jamban pada tiap keluarga, pengelolaan pembuangan akhir sampah, dan drainase di lingkungan masyarakat. (ART) Post Date : 07 November 2008 |