SERANG--MI: Kepala Kantor Lingkungan Hidup Kota Serang Hengky Datu Andaka menyatakan menjelang kemarau, empat wilayah di Kota Serang rawan kekurangan air bersih.
Keempat wilayah itu adalah Desa Sawah Luhur di Kecamatan Kasemen, Kecamatan Taktakan, Kecamatan Walantaka, Kecamatan Cipocok Jaya, katanya di Serang, Sabtu (5/9).
"Selain empat daerah tersebut, di pusat Kota Serang juga rawan terjadi krisis air bersih," kata Hengky. Ia juga mengatakan di pusat Kota Serang juga terjadi krisis air bersih, dan terjadi di daerah yang padat penduduk seperti Kampung Pasar, atau yang dekat dengan terminal dan stasiun.
"Kalau mengkhawatirkan sih belum. Tetapi warga harus waspada kekeringan dan bisa memaksimalkan air yang ada sekarang ini," ujar Hengky. Guna mencegah terjadinya kekeringan, lanjut Hengky, disiapkan sejumlah sumur resapan di daerah-daerah titik rawan krisis air bersih. Sumur serapan itu nantinya akan menampung air hujan dan dijadikan air cadangan.
"Sumur resapan itu dulunya dibuat Dinas Pertanian dan Peternakan (Distanak) Kabupaten Serang, dan akan terus kami tingkatkan jumlahnya. Dan sosialiasi sumur resapan ke masyarakat juga terus dilakukan," katanya. Camat Kasemen Syafrudin kepada wartawan menjelaskan, warga di Kecamatan Kasemen tidak khawatir jika terjadi kekurangan air bersih karena kekeringan.
"Di Kasemen tidak ada kendala. Sebagian warga sudah berlangganan PDAM," ujar Syafrudin dan menabahkan di Kecamatan Kasemen terdapat 10 desa, dengan jumlah penduduk lebih dari 50 ribu jiwa. Sementara itu, di Desa-desa yang terdapat sarana air bersih dari hasil pembangunan PNPM Mandiri, tak merisaukan lagi adanya kekeringan air. Setiap detik mereka bebas mengambil air tersebut.
"Ya, paling juga ngasih seribu, untuk bayar listrik dan perawatan, kan sumurnya milik masyarakat," kata Iin, warga Desa Lopang Cilik Serang. (Ant/OL-03)
Post Date : 05 September 2009
|