|
SUMEDANG, (PR).- Sebagian warga di Dusun Borojol, Desa Sukamulya, Kecamatan Ujungjaya, Kabupaten Sumedang, pada Selasa (1/1) malam hingga Rabu (2/1) pagi terpaksa harus begadang dan berjaga-jaga dari ancaman banjir. Hal itu menyusul terjadinya luapan air Sungai Cihaur hingga menggenangi lingkungan permukiman warga di dusun tersebut serta puluhan hektare areal (ha) sawah di sekitarnya. Kepala Desa Sukamulya, Drs. Nana Suhana menyebutkan, luapan air dari anak Sungai Cimanuk itu mulai masuk dan menggenangi dusun yang dihuni 150 kepala keluarga di 127 rumah, Selasa (1/2) kira-kira pukul 21.00 WIB. "Kedalaman genangannya bervariasi. Paling tinggi setengah meter. Genangan itu hampir merata menimpa permukiman warga di RT 03, 04, dan 05, RW 03 yang ada di Dusun Borojol. Genangan di dusun itu baru surut tadi pagi sekitar pukul 5.00 WIB," ujar Kaur Ekbang Desa Sukamulya, Sana, saat meninjau lingkungan permukiman warganya. Sana menambahkan, genangan air terdalam saat banjir terutama melanda permukiman warga di lingkungan RT 04. Genangan air di lingkungan RT tersebut mencapai tinggi lutut orang dewasa di rumah milik Naswi, Asnap, Usman, Ijah, dan Unirah. Sementara, sebagian besar rumah warga lainnya tidak sampai tergenangi banjir karena masih mampu dihadang para pemilikya dengan membuat tanggul penahan air pada sela-sela pagar atau tembok pembatas halaman rumah. Sejumlah pemilik rumah yang tidak turut tergenang pun hampir semalam suntuk terpaksa turut begadang berjaga-jaga dari ancaman banjir. "Walau rumah kami belum tergenang banjir, tetap saja kami tidak tenang. Apalagi hujan turun cukup deras, bukan tidak mungkin luapan Sungai Cihaur makin tinggi," tutur seorang warga. Gagal panen Pemantauan "PR" di sekitar Dusun Borojol, tampak hamparan sawah dengan padi usia tanam antara 30 hingga 40 hari masih tergenang. Bahkan, di antaranya terendam penuh hingga menyerupai danau. Menurut Nana Suhana, areal sawah milik penduduk di sekitar Dusun Borojol yang tergenang dan terendam banjir luasnya lebih kurang mencapai 100 ha. "Genangan air dari luapan Sungai Cihaur pada areal-areal persawahan ini bahkan telah terjadi sejak tanggal 28 Desember kemarin. Sampai sekarang belum pernah surut," ujar Kades Sukamulya. Menurut Nana, karena terlalu lama tergenang, tanaman padi di areal sawah seluas itu dipastikan bakal mengalami gagal panen. "Padi yang tergenang banjir itu tidak bisa diharapkan lagi. Kasihan petani, mereka sudah banyak mengeluarkan biaya. Namun, bagaimana lagi, banjir itu sulit diantisipasi, ujar Nana. Nana Suhana menerangkan, luapan air Sungai Cihaur melanda permukiman warga dan areal sawah sekitar Dusun Borojol seperti itu bisa dikatakan sudah merupakan banjir langganan setiap musim hujan dalam beberapa tahun terakhir. Penyebabnya, anak Sungai Cimanuk tersebut sudah mengalami pendangkalan dan penyempitan, ditambah kurangnya penghijauan dan adanya erosi dari kawasan hutan Perhutani di bagian hulu sungai tersebut. "Kita mengharapkan adanya pengerukan terhadap Sungai Cihaur. Selama Sungai Cihaur tidak dikeruk, warga Dusun Borojol tetap terancam banjir setiap tahunnya," kata Nana. (A-91) Post Date : 03 Januari 2008 |