|
SURABAYA (Suara Karya): Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Maritim Perak Surabaya memperingatkan masyarakat di wilayah selatan dan pantai utara Jatim untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya hujan lebat diserta guntur, petir dan angin kencang dalam tiga hari mendatang. Sementara di Malang kota, hujan lebat yang mengguyur sejak Minggu sore menewaskan 2 orang dan merendam puluhan rumah hingga setinggi 170 centimeter. Dampak dari musibah itu, ratusan penduduk yang tinggal di RT 10/RW 6 Jl Janti Gang 6 Kelurahan Bandung Rejosari, Sukun, kota Malang yang berada di bawah daerah aliran sungai (DAS) terpaksa mencari lokasi yang lebih tinggi dari genangan air. Musibah itu dipicu oleh luapan sungai Sukun karena terlalu tingginya volume air dari dataran yang lebih tinggi. Menurut Kepala BMG Maritim Perak, Eddy Waluyo di Surabaya, Senin (21/11), hujan lebat itu bukan hanya akan terjadi di Malang tapi juga bakal melanda Surabaya, Gresik, Lamongan, Pasuruan, Madura, dan Sidoarjo. Kecepatan angin di daerah-daerah itu disebutkan bakal mencapai 35-80 km/jam. "Kalau hujan, sebaiknya jangan berteduh di bawah pohon atau papan reklame yang rawan roboh saat angin kencang," ujarnya. Dia juga mengingatkan masyarakat di sejumlah daerah terutama di sekitar Pacet (Mojokerto), Pujon (Malang), dan Lumajang untuk mewaspadai kemungkinan terjadinya tanah longsor. "Buruknya cuaca di daratan dan di pegunungan ini disebabkan awan CB yang hitam kelam. Sedangkan di lautan gejala ini disebabkan adanya cyclon tropis Berbie di perairan Sumatera dan Kalimantan," kata dia. Khusus di Malang, seperti diungkap ketua RT setempat, Suratman, luapan air sungai itu mulai terjadi sejak pukul 18.00 WIB dan baru mulai surut ketika jarum jam menunjukkan pukul 02.00 WIB. Dua korban tewas yang terseret air sungai itu masing-masing bernama Salim (58) dan Karyanto (16). Keduanya warga Kelurahan Mergosono, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang. Korban terseret arus sungai ketika tengah berusaha menahan laju arus sungai di depan rumahnya dengan bahan material bangunan. Tapi naas, Salim terpeleset dan jatuh masuk sungai. Banyak warga yang melihat kejadian itu. Tapi karena arus sungai terlalu deras dan gelap, tak satu pun yang berani turun ke sungai untuk menolong. Sementara anak korban bernama Karyanto (16) yang tak tega melihat bapaknya berteriak minta tolong, mencoba menghadang di radius 100 meter dari lokasi jatuhnya Salim. Tapi karena kuatnya arus sungai membuat Karyanto ikut terseret ke tengah sungai. Baru Senin pagi kemarin, Tim SAR Malang menemukan jazad Karyanto dalam jarak puluhan kilometer dari lokasi kejadian. Tim SAR masih melakukan pencarian terhadap korban Salim. (Andira) Post Date : 22 November 2005 |