|
DLINGO (KR) - Warga dari 5 pedukuhan di Kecamatan Dlingo sejak dua bulan terakhir mulai kesulitan mendapatkan air bersih menyusul datangnya musim kemarau. Kondisi paling parah dialami di Pedukuhan Lemahabang dan Kanigara, di mana mesin pompa yang digunakan untuk mengalirkan air ke bak-bak penampung sejak beberapa minggu terakhir rusak. Lurah Mangunan, Jiono SSos, Selasa (30/8) kepada KR mengatakan sejak awal musim kemarau lalu seluruh sumur warga mulai kering. "Untuk mencukupi kebutuhan air bersih, warga dari 5 pedukuhan di Dlingo memanfaatkan sumber air dengan menggunakan pompa ke bak-bak penampung," terangnya. Masing-masing pedukuhan, tambahnya, sedikitnya mempunyai 4 bak penampung yang mengambil air dari beberapa sumber yang berdekatan dengan wilayah pedukuhan. Sedang pada musim kemarau seperti saat ini debit air di semua sumber menurun dan menyebabkan aliran ke bak-bak penampung juga berkurang. Setiap pedukuhan, menurut Jiono telah mempunyai dua unit mesin pompa air yang digunakan untuk mengambil air dari sumber (tuk) ke bak-bak penampung. Namun pada musim kemarau seperti saat ini dua unit mesin pompa dirasa belum dapat memenuhi kebutuhan air bagi warga. "Sebenarnya sejak ada proyek Sipas, problem kesulitan air bagi warga dapat teratasi. Namun karena dua unit pompa air rusak dan membutuhkan biaya tak sedikit untuk memperbaiki, problem itu kembali muncul", kata Jiono. Dua unit pompa yang rusak masing-masing yang digunakan warga Pedukuhan Lemahabang dan Kanigara, sehingga jika mengambil air warga harus ngangsu berkilo-kilo. Menurut Surata, seorang warga Lemahabang, warga harus mau ngangsu hingga malam untuk bisa mendapatkan air. "Bahkan ada yang harus 'gerilya' hingga tengah malam untuk mendapatkan air dari Sumber Jamberana yang berjarak sekitar 2 Km dari rumah warga," terang Surata. Idealnya, menurut Jiono dan Surata, setiap pedukuhan ditopang dengan 3 unit mesin pompa air untuk mencukupi kebutuhan, terutama pada musim kemarau. Hal ini berdasar dari jumlah warga yang terus bertambah di mana setiap pedukuhan dihuni 80 hingga 120 KK. Terhadap kerusakan dua pompa air di Lemahabang dan Kanigara, Pemdes setempat telah mengajukan proposal bantuan untuk perbaikan ke Pemkab Bantul. Sebab menurut Jiono, kerusakan kali ini cukup parah dan membutuhkan biaya besar. "Warga sebenarnya telah berkali-kali swadaya untuk merawat mesin pompa, namun karena kerusakan cukup parah, kami hanya bisa sambat pada Pemkab," terang Jiono. Untuk membantu warga mendapatkan air bersih, Panitia HUT ke-60 RI bersama Pemdes Mangunan, Selasa (30/8) mengadakan bakti sosial memberi bantuan air bersih beberapa tanki kepada warga. Secara simbolis bantuan air bersih tersebut diserahkan Lurah Mangunan Jiono kepada warga Pedukuhan Mangunan sebanyak 5 ribu liter. Pemdes juga berharap agar masyarakat, pemerintah, swasta dan semua pihak ikut peduli dengan membantu dalam pengadaan air bersih di Mangunan. (Can)-z Post Date : 31 Agustus 2005 |