Dua Tewas akibat Banjir

Sumber:Kompas - 10 Desember 2007
Kategori:Banjir di Luar Jakarta
Banda Aceh, Kompas - Hujan lebat yang mengguyur wilayah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam sejak Sabtu (8/12) malam telah mengakibatkan dua warga Kecamatan Indrapuri, Kabupaten Aceh Besar, tewas ketika korban berusaha menyelamatkan ternak miliknya.

Banjir besar ini juga menggenangi sejumlah kabupaten dan kota serta mengakibatkan ribuan batang tanaman benih padi siap tanam terendam sehingga terancam pula gagal tanam.

Kedua korban tewas adalah Reza (19), warga Desa Lampaku, dan Tengku Zainun (41), warga Desa Lampegak, keduanya di Indrapuri.

Camat Indrapuri, Rahmat Sentosa, Minggu (9/12), mengatakan, keduanya tewas ketika luapan air Sungai Krueng Aceh, yang melintasi desa mereka, mengikis dinding sungai tempat kedua korban tewas menggembalakan ternaknya.

Ketika dinding terkikis, katanya, keduanya tidak bisa menyelamatkan diri dan langsung terbawa arus deras Sungai Krueng Aceh tersebut. "Keduanya ditemukan sekitar 500 meter dari lokasi kejadian dalam kondisi sudah tidak bernyawa saat ditemukan di lokasi yang terpisah oleh warga masing-masing," katanya.

Jembatan putus

Murdani (41), warga Desa Lamkrieng, Kecamatan Indrapuri, mengatakan, setidaknya enam desa di wilayah itu terancam terisolasi akibat putusnya Jembatan Lamsie, yang menghubungkan jalan raya Banda Aceh-Seulimum dengan keenam desa tersebut.

Dua jembatan lagi yang menghubungkan keenam desa tersebut dalam kondisi tidak layak pakai. "Jembatan yang menghubungkan Lamkrieng dengan keenam desa itu jembatan gantung. Kondisinya sudah payah. Tiang pancang utama di kedua sisi sudah mulai goyah karena fondasinya terkikis oleh air banjir ini," kata Murdani.

Keenam desa yang terancam terisolasi di antaranya Desa Iyalang, Desa Lamsie (sebagian), Lam Aling, Lam Cot, dan Desa Maheng. "Satu-satunya jalan yang bisa menghubungkan keenam desa itu adalah melalui Indrapuri. Namun memakan waktu lebih lama karena jarak tempuhnya yang cukup jauh," tutur Rahmat.

Salah satu petani warga Desa Siem, Kecamatan Darussalam, Kabupaten Aceh Besar, Muslim Daud (42), menjelaskan, sekitar 6.000 meter sawahnya yang siap ditanami padi terendam air selutut orang dewasa. Akibatnya, ribuan batang bibit padi berusia sekitar 15 hari musnah terendam banjir. "Saya hanya bisa menyelamatkan sekitar 20 ikat batang bibit padi yang siap ditanam. Sisanya sudah terendam air. Tidak bisa diselamatkan," tuturnya.

Muslim menuturkan, batang bibit padi yang bisa diselamatkannya diperkirakan hanya bisa bertahan tiga-empat hari.

Ia mengaku sudah mengeluarkan dana sedikitnya Rp 1 juta untuk persiapan masa tanam. Sebagian besar dana itu diperoleh dari mengutang kepada toko bibit dan baru dibayar saat masa panen. "Kalau seperti ini, kami sudah tak punya apa-apa lagi untuk membayar utang dan menanam kembali," ujarnya. (mhd)



Post Date : 10 Desember 2007