KULONPROGO(SI) – Dua perusahaan swasta saling berebut mengelola sampah buangan warga Kulonprogo. Sampah ini akan diolah menjadi komoditas dengan nilai ekonomi yang tinggi.
Dua perusahaan yang saling berebut adalah UD Dwi Ratna asal Sleman dan Yayasan Bina Usaha Lingkungan (YBUL) asal Jakarta.UD Dwi Ratna akan mengolah sampah dengan konsep tradisional. Sampah organik yang dibuang di TPA Banyuroyo ini akan dibentuk menjadi kompos. Dalam produksinya, mereka hanya menggunakan caracara alami, pascadilakukan pencacahan. Pada proses ini secara langsung akan dilakukan pemilahan.
Untuk sampah plastik akan dijual kepada pengepul untuk dibuat biji plastik “Kita tidak menggunakan metode yang lama,namun cukup dengan mengolah menjadi kompos,” ujar Girun Al Fathoni saat presentasi makalah di hadapan wakil bupati kemarin. Menurutnya,dengan konsep seperti ini, masyarakat secara langsung akan terlibat.Baik dalam proses pemilahan maupun pembuatan kompos.Dengan biaya yang murah dan ramah lingkungan, usia TPA akan bertahan lama. “Sampah– sampah ini dengan sendirinya akan membusuk dan menjadi kompos alami,”paparnya.
Sementara itu, Executive Director YBUL Agus Widianto dalam paparannya mengatakan, organisasi ini adalah organisasi nirlaba yang berdiri sejak 1993 silam. YBUL bergerak di bidang pengembangan energi terbarukan yang ramah lingkungan. Program pengelolaan sudah dilaksanakan di beberapa kota besar di Indonesia. Produk utama yang dihasilkan sama berupa kompos, dengan pengolahan menggunakan mesin.
Ranting ataupun dahan pohon bisa langsung dimasukkan ke dalam mesin pengolah tanpa harus dipotong. “Kita tawarkan pengolahan sampah modern dengan cara modern,”tandasnya. Menurut Agus, semua peralatan yang berasal dari Jerman akan ditanggung sepenuhnya oleh perusahaan.
Mereka hanya minta disediakan lahan dan tempat pengolahan dengan kuota 100 ton per hari. Untuk menutup kebutuhan minimal ini,sampah yang dibutuhkan akan diambilkan dari kabupaten/ kota lain di DIY.Pada prinsipnya, mereka setuju membuang di Kulonprogo.“Dari setiap buangan sampah, pemkab akan mendapatkan fee sebagai PAD baru,” ungkapnya.
Kabag Pembangunan Setda Nugroho berharap agar kedua perusahaan yang akan mengelola sampah di Kulonprogo bisa bersatu.Artinya, teknologi dan konsep yang ada dipadukan agar tidak menimbulkan kompetisi. Sehingga semuanya bisa bekerja sama dalam mengelola sampah. (kuntadi)
Post Date : 04 September 2009
|