Dua Meninggal dan 60 Dirawat

Sumber:Suara Pembaruan - 29 Desember 2005
Kategori:Sanitasi
KUPANG - Wabah muntah berak (muntaber) dalam sepekan terakhir ini menyerang warga di Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT). Wabah itu menyebabkan dua orang meninggal dunia. Sementara 60 orang asal Desa Lengko Namut, Golo Lebu dan Rana Gapang, Kecamatan Elar, masih menjalani perawatan intensif di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Elar.

Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Manggarai, Adolf Gabur BSc SSos, yang dihubungi Pembaruan per telepon di Ruteng, Kamis (29/12) pagi, mengatakan, kasus ini sudah dinyatakan sebagai kejadian luar biasa (KLB). Dari semua pasien yang ditangani, dua orang anak yang meninggal dunia adalah Valentinus D Yovita (1,8 ) dan Paskalis Jalur (8 bulan).

Dikatakan, untuk menanggulangi KLB muntaber tersebut, pihaknya telah menerjunkan tim medis berikut obat-obatan ke Elar.

Tim medis sudah melakukan kaporisasi air untuk mengetahui bakteri. Namun potensial hidrogen (PH) air hasil uji laboratorium dinyatakan normal.

Ia menduga, kasus muntaber yang menyerang para balita disebabkan kondisi lingkungan dan perubahan cuaca, terutama dari musim panas ke musim hujan.

Kebanyakan orangtua tidak memperhatikan aspek higenis air dan kebersihan makanan yang dikonsumsi. Selain itu, kondisi gizi buruk yang dialami beberapa anak di wilayah itu menyebabkan mereka rentan terhadap penyakit muntaber.

Fatalnya, lanjut Gabur, anak balita yang sudah terserang penyakit muntaber tidak segera dibawa ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan pertolongan medis.

"Dua korban yang meninggal dunia, justru baru dibawa orangtuanya ke puskesmas ketika kondisinya sudah sangat kritis.

Sehingga, upaya pertolongan yang dilakukan tim medis tidak berhasil menyelamatkan mereka," ujar Gabur.

Membenarkan

Sementara itu, Bupati Manggarai Chris Rotok yang dihubungi Pembaruan melalui telepon, membenarkan muntaber sebagai kejadian luar biasa (KLB). "Korban yang meninggal memang dua orang. Sedangkan yang dirawat jalan 60 orang. Dari yang menderita itu 50 persen berusia 1 sampai 4 tahun. Dari lima tahun ke atas 31,67 persen dan di bawah satu tahun 18,33 persen," ujarnya.

Langkah-langkah yang sudah diambil, kata Bupati, adalah pembentukan posko pelayanan pengobatan, kapurisasi air minum dan pemantauan 1 kali dalam 24 jam dan penyuluhan sanitasi lingkungan. (120/W-8)

Post Date : 29 Desember 2005