|
BOROBUDUR - Dua Kecamatan di Kabupaten Magelang mulai didrop air bersih, Senin (7/8). Warga Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran, dan Desa Kenalan, Kecamatan Borobudur, itu kesulitan air bersih. Karena itu, dua mobil tangki berisi 5.000 air besih dikirim Kesbanglinmas untuk mencukupi kebutuhan air warga. Dusun Wonolelo, Desa Kenalan, yang berbatasan dengan Kabupaten Kulonprogo, DIY, sejak sepekan terakhir kesulitan air bersih, karena mata air satu-satunya di dusun itu mengecil. Akibatnya, mereka harus antre dari pagi hingga malam untuk mendapatkan air bersih. Dusun yang dihuni 72 kepala keluarga itu kemarin mulai lega, karena mendapat pasokan air bersih. Dalam tiga hari sekali mereka akan mendapatkan jatah air bersih selama bulan kemarau. Selain dusun itu, warga Desa Wonogiri, Kecamatan Kajoran, juga mengalami hal yang sama. Mereka mulai kesulitan air bersih dan mengandalkan droping air dari Pemkab. Kepala Kesbanglinmas Edi Susanto mengatakan, selain dua kecamatan tersebut, masih ada enam kecamatan lagi yang rawan kekeringan. Kendati demikian, pihaknya sudah menyiapkan pasokan air bersih, jika kecamatan yang lain juga membutuhkan. Untuk sementara ini, kata dia, kekurangan air bersih baru terjadi di dua dusun di Kecamatan Kajoran dan Kecamatan Borobudur. Dua dusun itu telah didrop air bersih. Air bersih ini hanya untuk kebutuhan minum dan memasak. Untuk kebutuhan mandi dan mencuci, bisa dengan air di kali dan pompa air di daerah setempat, katanya. Dia memberikan pengecualian, air bersih itu boleh untuk mandi, khusus bagi lansia dan balita. Dia juga memerinci, pasokan air di daerah krisis idealnya 60 liter/jiwa. Jadi, untuk setiap pasokan 5.000 liter bisa mencukupi 83 jiwa. Droping air di Dusun Wonolelo lancar. Warga yang menunggu kedatangan mobil tangki sejak pagi langsung menyerbu titik distribusi air di tandon air dusun setempat. Hanya kurang dari tiga puluh menit air itu sudah ludes dibagikan kepada warga. Kepala Dusun Wonolelo, Mardi Otomo, mengatakan, warganya sejak sepekan terakhir sudah kesulitan air bersih. Sumber mata air satu-satunya di desa itu, kata dia, sudah tidak bisa mencukupi kebutuhan air bersih bagi 72 KK. "Terpaksa kami harus sabar antre dari siang sampai malam. Setiap warga digilir untuk antre di sumber mata air yang hanya mengeluarkan air sangat sedikit. Untuk mengisi satu dirigen berukuran sepuluh liter perlu waktu tiga puluh menit. " (sho-66) Post Date : 08 Agustus 2006 |