UNGARAN – Warga Dusun Nglelo dan Tekelen, Desa Batur Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang sudah sepekan terakhir dilanda krisis air bersih menyusul rusaknya jaringan pipa air bersih di dusun mereka akibat kebakaran hutan Merbabu, Kamis (29/9) lalu.
Mereka mendesak Pemkab Semarang segera memperbaiki jaringan pipa tersebut agar bisa mendapatkan air untuk keperluan sehari-hari. Tipuk, 34,warga Dusun Tekelan mengungkapkan,jaringan pipa air bersih yang rusak terbakar bersama hamparan sabana hutan Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM) yang terjadi pada Kamis (29/9) lalu merupakan satu-satunya jaringan air bersih untuk mengalirkan air ke Dusun Nglelo dan Tekelan.Selama jaringan pipa tersebut belum diperbaiki warga akan kesulitan mendapatkan air bersih.
“Namun warga tidak mampu memperbaikinya secara swadaya. Sebab dana yang dibutuhkan untuk perbaikan mencapai jutaan rupiah.Kami berharap permintaan bantuan dana yang kami ajukan ke Pemkab Semarang segera turun agar jaringan pipa yang rusak bisa diperbaiki secepatnya,” kata dia kemarin. Perlu diketahui,kebakaran yang terjadi di kawasan TNGM tak hanya merusak ekosistem hutan.
Amukan “si jago merah” juga menghancurkan jaringan pipa air bersih di Nglelo dan Tekelan, Desa Batur,Kecamatan Getasan,Kabupaten Semarang. Akibatnya,ribuan warga setempat mengalami krisis air bersih. Untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari, warga harus mengaambil air ke Kali Sawa yang jaraknya cukup jauh.
Menurut Tipuk, selama ini warga Dusun Nglelo dan Tekelan hanya mengandalkan air bersih dari sumber air di Jurang Grawah yang terletak di kawasan Puncak Sarif.Namun sumber air tersebut sekarang rusak dan jaringan pipa airnya hancur sehingga warga kesulitan mendapatkan air bersih.
Dia mengatakan, sebenarnya warga dibantu anggota TNI dan relawan sudah berusaha untuk memperbaiki jaringan pipa air bersih yang rusak dengan memasang selang darurat. Namun selang tersebut tidak dapat diandalkan. “Selang yang dipasang gampang jebol.Sebab arus air yang mengalir cukup deras. Jika gampang jebol aliran air tidak bisa lancar,”ucapnya.
Warga lain,Tarsan, 46, menambahkan, selain meminta bantuan dana untuk perbaikan, warga juga telah meminta bantuan bibit tanaman keras kepada Pemkab Semarang untuk penghijauan hutan dan revitalisasi air di kawasan Gunung Merbabu. Hutan yang gundul akibat kebakaran harus segera ditanami tanaman keras untuk mengantisipasi terjadinya bencana tanah longsor dan banjir.
“Kami berharap pemkab bisa memberikan bantuan yang kami minta. Ini demi kelestarian hutan dan ketersedian air bersih warga di lereng Gunung Merbabu dan sekitarnya,” ujarnya. angga rosa
Post Date : 03 Oktober 2011
|