Dua Desa Terendam Banjir

Sumber:Koran Sindo - 11 Januari 2010
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

JOMBANG (SI) – Tidak hanya di Pasuruan. Banjir juga menggenangi dua desa di Kecamatan Somobito, Kabupaten Jombang.Ketinggian air bahkan mencapai setinggi lutut orang dewasa pagi kemarin.

Dua wilayah ini menjadi langganan luberan air dari Sungai Gunting yang melintas di wilayah tersebut. Banjir yang melanda Desa Trawasan dan Sendani ini lantaran hujan deras yang terjadi Sabtu (09/01) siang hingga pukul 21.00.Tengah malam, luapan air dari Sungai Gunting merembes ke rumah warga yang letaknya lebih rendah dari bibir sungai. Sejak dini hari kemarin,warga mulai mengungsikan barang berharga mereka untuk menghindari air yang semakin tinggi.

Hingga pagi kemarin, ketinggian air di dua desa itu masih mencapai tinggi lutut orang dewasa. Warga juga tampak kebingungan mengamankan benda berharga mereka seperti sepeda motor dan alat elektronik.Langkah ini dilakukan warga karena air yang tak kunjung surut. Juga kekhawatiran mereka jika hujan akan datang lagi dan menambah ketinggian air. Nur Salim, 27, warga Dusun Gebang Sari, Desa Trawasan,Kecamatan Sumobito menerangkan, air masuk ke rumah warga sekitar pukul 23.30.Perlahan air terus meninggi dan merendam ratusan rumah warga lainnya. ”Ini sudah biasa. Setiap hujan deras dalam jangka waktu yang agak lama, banjir selalu datang,” ujar Nur Salim.

Padahal rumahnya sudah ditinggikan 50 cm meter dari badan jalan.Namun, derasnya arus Sungai Gunting membuat genangan air setinggi sekitar 1 meter di jalanan. ”Ada kemungkinan air akan kembali meninggi meski sempat surut,”katanya. Arif Hidayat, warga lainnya mengaku,genangan air yang masuk ke rumahnya setinggi setengah meter.Itu karena kondisi rumahnya yang memang sejajar dengan badan jalan. ”Rumah yang lebih rendah dari badan jalan terendam lebih tinggi. Tapi memang, banjir seperti ini menjadi langganan bagi warga di desa ini,”tukasnya.

Dia berharap, banjir langganan yang selalu menimpa warganya setiap musim penghujan ini menjadi perhatian pemerintah daerah setempat. Karena menurutnya, banjir yang datang rutin setiap tahun itu membuat bangunan rumah warga menjadi rusak. Ditambah lagi banyak tanaman petani yang rusak karena genangan dan terjangan air. ”Kalau sudah seperti ini, kami tak bisa banyak berbuat.

Kerjapun tak bisa,”kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai buruh pabrik ini. Banjir juga merendam puluhan hektare sawah milik petani. (tritus julan)



Post Date : 11 Januari 2010