|
Banda Aceh, Kompas - Hujan yang mengguyur pantai barat Nanggroe Aceh Darussalam mengakibatkan banjir di beberapa titik di wilayah Kabupaten Aceh Selatan. Setidaknya empat kecamatan, yaitu Kecamatan Trumon, Trumon Timur, Kluet Selatan, dan Bakongan, terendam air. Jembatan yang menghubungkan kota kecamatan dengan dua desa di Kecamatan Trumon Timur, yaitu Desa Cot Bayu dan Desa Padang Harapan, ambruk, sementara jembatan darurat belum dibangun. Meski tidak terisolasi lagi, pemerintah hanya menyediakan satu perahu untuk mengangkut bantuan makanan dan obat-obatan ke dua desa tersebut. ”Kami sudah mengusulkan kepada pemerintah untuk memberikan bantuan satu perahu lagi. Satu perahu tidak cukup karena digunakan untuk mengangkut bantuan dan juga manusia. Antrean panjang sering terjadi,” kata Lahmuddin, Camat Trumon Timur, Aceh Selatan, ketika dihubungi melalui telepon dari Banda Aceh, Minggu (23/11). Dia mengatakan, yang paling mendesak adalah penanganan kesehatan para korban banjir di dua desa tersebut. Menurut Lahmuddin, ratusan keluarga yang ada di dua desa tersebut membutuhkan bantuan kesehatan pascabanjir karena beberapa di antaranya mulai terserang penyakit gatal-gatal dan diare. ”Bantuan kesehatan sebenarnya sudah ada dari dinas setempat. Ini untuk antisipasi saja,” tuturnya. Banjir yang terjadi di Trumon Timur disebabkan oleh luapan Sungai Geulumbang akibat hujan deras yang mengguyur wilayah tersebut. Meski surut, bahaya luapan air sungai masih mengancam karena hujan diperkirakan masih akan turun sampai bulan Februari 2009. Lahmuddin mengatakan, selain untuk sarana mengangkut penduduk dan bantuan makanan serta obat-obatan bagi korban banjir di dua desa tersebut, perahu tambahan diperlukan untuk membantu mengangkut hasil pertanian dan perkebunan keluar dari wilayah tersebut. ”Sebagian besar wilayah ini berada di tengah-tengah perkebunan kelapa sawit. Perahu tambahan rencananya akan digunakan untuk mengangkut hasil perkebunan itu ke ibu kota kecamatan,” katanya. Menurut Lahmuddin, karena direndam banjir selama hampir sepekan, sebagian warga terpaksa mengungsi ke rumah teman dan sanak famili di desa lain. Keadaan cuaca di wilayah tersebut, kata Lahmuddin, saat ini masih dalam kondisi hujan lebat setiap hari. Belasan hektar tanaman pertanian yang terendam air, seperti kedelai, jagung, dan cabe, dipastikan tidak bisa menghasilkan. Sementara itu, warga Desa Sialang Taji, Kecamatan Kualu Selatan, Kabupaten Labuhan Batu, Sumatera Utara, yang sudah dua bulan ini menjadi korban banjir mengaku kecewa karena tim dari kabupaten yang direncanakan datang menengok mereka hari Sabtu batal datang. ”Kami sangat berharap pemerintah datang supaya kami bisa ditolong. Masyarakat lain memberi pertolongan, kok pemerintah tidak perhatikan kami,” tutur Rianus Pardede, warga setempat. Sudah hampir dua bulan, 120 KK di Sialang Taji terendam banjir. Mereka tinggal di gubuk darurat. Pangan mereka menipis. Wakil Bupati Labuhan Batu Sudarwanto mengatakan, kunjungan batal karena ada keperluan mendadak. Ia mengatakan, bantuan sudah disiapkan, dan berjanji akan menengok korban dalam minggu ini. (MHD/WSI) Post Date : 24 November 2008 |