|
Makassar, Kompas - Hujan deras yang mengguyur Makassar tanpa henti sejak Minggu (26/2) sekitar pukul 24.00 Wita hingga Senin sore kemarin menyebabkan sebagian kawasan di ibu kota Provinsi Sulawesi Selatan itu banjir. Dalam kaitan ini, dua anak tewas terseret air. Khairil (15) terseret air saat berenang di kanal, sedangkan Kahar (6) ditelan arus setelah terpeleset saat hendak pergi ke warung. Khairil yang tinggal di kawasan Jalan Kelapa Dua, tidak jauh dari lokasi kejadian, yakni di kanal Jalan AP Pettarani, terseret arus air yang mendadak meluap saat remaja itu mandi sekitar pukul 07.00. Teman-teman Khairil yang bersamanya saat itu berhasil menyelamatkan diri. Meskipun kakaknya datang dan berusaha menolong, Khairil tidak bisa diselamatkan. Remaja itu diduga belum cukup mahir berenang. Pukul 13.45 jenazahnya ditemukan, di lokasi yang berjarak hanya 100 meter dari tempat dia tenggelam. Sementara itu, Kahar, bocah yang tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian di kanal Ince Daeng Ngoyo, terjatuh ke kanal karena terpeleset. Air yang meluap setinggi 30 sentimeter membuat batas jalan di sekitar kanal tidak terlihat. Kahar yang sedang menuju ke warung salah seorang kerabatnya terpeleset dan jatuh ke kanal. Jenazah Kahar ditemukan di dalam got, yang berjarak sekitar 500 meter dari tempatnya tergelincir, oleh tim Kepolisian Resor Makassar Timur kemarin petang. Sudah diurus Kepala Unit Reserse Kriminal Polres Makassar Timur Ajun Komisaris Muhammad Fahib yang berada di lokasi kejadian mengatakan, jenazah Khairil dan Kahar sudah diurus keluarga masing-masing. Khairil sempat dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. Peristiwa ini murni kecelakaan. Hujan deras menyebabkan kanal-kanal air meluap. Rupanya anak-anak itu belum terlalu mahir berenang, kata Fahib. Hujan deras yang kemarin turun terus-menerus itu mengakibatkan beberapa kawasan di Makassar tergenang air. Kondisi yang cukup parah terlihat di sepanjang Jalan AP Pettarani, Urip Sumohardjo, Boulevard, Sulawesi, Nusantara, Banda, Lembeh, Sangir, Sumba, Kalimantan, dan Jalan Gunung Latimojong. Ketinggian air mencapai 30 sentimeter sehingga banyak kendaraan yang mogok. Akibatnya, terjadi kemacetan yang cukup parah di hampir semua ruas jalan. Karena umumnya kendaraan menghindari genangan air, arus kendaraan pun kebanyakan tersumbat di satu lajur saja. Parit-parit di sepanjang jalan yang tergenang itu tampak tidak mampu menampung curah hujan, sementara aliran air tidak lancar. Para pedagang buah-buahan dan para pengayuh becak terpaksa bertahan di tengah genangan banjir. (DOE) Post Date : 28 Februari 2006 |