BANDUNG (SI)– Hasil kajian terhadap dua lokasi alternatif tempat pembuangan akhir sampah (TPA) sebagai calon pengganti TPA Sarimukti hingga kini belum rampung.
Kepala Perusahaan Daerah (PD) Kebersihan Kota Bandung Cece H Iskandar bahkan mengakui bahwa penggunaan kedua calon TPA tersebut masih wacana. “Pengoperasian lahan alternatif di Desa Legok Nangka,Kecamatan Nagreg, Kabupaten Bandung, dan eks TPA Leuwigajah di Kota Cimahi, sama-sama mendapat protes dari masyarakat di sekitarnya.Jadi,hingga kini saya bisa katakan masih wacana,” ujar Cece kepada Seputar Indonesiakemarin. Protes tidak hanya datang dari masyarakat di sekitar TPA tapi juga di sepanjang jalan akses ke sana. Bahkan untuk TPA Leuwigajah, masyarakat setempat mengaku masih trauma dengan tragedi longsor sampah yang menewaskan 143 korban pada 21 Februari 2005.
Mengenai kajian terhadap kelayakan TPA Legok Nangka dan TPA Leuwigajah, Cece menyatakan, Pemprov Jabar belum menyelesaikan penelitian menyeluruh. Cece juga mengakui, Pemkot Bandung memang cukup sulit mencari lahan pengganti TPA karena di dalam kota tidak ada lahan yang bisa digunakan. Sebelumnya diberitakan,masa pemakaian TPA Sarimukti sudah hampir habis dan tak bisa diperpanjang lagi. Wakil Ketua Komisi C DPRD Kota Bandung Nanang Sugiri mengatakan, berdasarkan laporan yang diterima dari PD kebersihan Kota Bandung, alternatif lahan sebagai pengganti TPA Sarimukti sama sekali belum ada. Dengan pengakuan ini, Dewan khawatir tragedi “Bandung Lautan Sampah” yang sudah dua kali terjadi dalam kurun waktu lima tahun terakhir bisa terulang.
“Jangan sampai penanganan sampah yang terkesan lambat ini menjadi penghalang bagi Kota Bandung untuk meraih Adipura,” ujar Nanang. Kebutuhan TPA alternatif sudah sangat mendesak bagi Kota Bandung mengingat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) yang diklaim Pemkot Bandung mampu menuntaskan persoalan sampah masih cukup lama. Proyek PLTSa masih dikaji oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas). Sementara itu,Wali Kota BandungDadaRosadamenyatakan, permasalahan sampah di Kota Bandung tidak bisa diselesaikan hanya cara reuse, reduce, dan recycle (3R) atau cara-cara konvensional. Pasalnya, volume sampah yang dihasilkan Kota Bandung sangat besar. “Kita memang sedang kesulitan lagi.
Eks TPAPasirImpun daneks TPACicabe tidak mungkin digunakan lagi karena sekarang sudah jadi taman.Tidak ada lahan lagi di dalam kota yang memungkinkan.Tidak mungkin kita bikin TPA di Lapangan Tegallega,” ujarnya. (CR-3)
Post Date : 10 Mei 2010
|