|
SLAWI (SINDO) Ratusan warga Desa Sigentong,Kec Warurejo, Kab Tegal, mengalami krisis air bersih.Warga bahkan terpaksa mengonsumsi air sungai yang biasanya dimanfaatkan untuk irigasi areal persawahan. Sebelum dikonsumsi,air irigasi mereka endapkan terlebih dahulu selama tiga hari hingga jernih. Menurut sejumlah warga, krisis air bersih telah mulai dirasakan sejak tiga bulan terakhir. Hal ini ditandai dengan debit air di sumur yang mulai berkurang setiap harinya. Memasuki Agustus ini air semakin sulit didapat. Krisis air semakin parah. Terpaksa, mereka memanfaatkan air sungai untuk konsumsi sehari-hari. Air sungai yang kita ambil ini selanjutnya didiamkan selama 3 hari. Setelah airnya jernih dapat dipakai untuk kebutuhan sehari- hari, ujar Sahar, 50,warga RT3 RW 2 Dukuh Kertamana, Desa Sigentong,kemarin. Dia mengakui, meski telah melalui proses pengendapan, setelah dimasak, air irigasi rasanya berbeda dibandingkan dengan air sumur.Karena tidak ada pilihan lain, pengendapan air irigasi yang berwarna kecoklatan ini terus dilakukan hingga krisis air berlalu. Sejauh ini warga mengaku belum merasakan dampak akibat meminum air tidak higienis tersebut. Menurut pria yang tinggal bersama tujuh putra dan seorang istri ini, di Dukuh Kertamana tercatat sekitar 50 kepala keluarga (KK).Rata-rata mereka mengalami kesulitan memperoleh air bersih. Selama ini warga yang tidak mampu terkadang menggantungkan pasokan air dari uluran tangan tetangga yang berkecukupan. Kami sering meminta air kepada tetangga yang mampu dan punya pompa air.Tetapi kalau rikuh karena sering mintaminta, ya kami ambil air sungai lagi,sambungnya. Warga lainnya, Waisah, 25, menuturkan, selama enam tahun terakhir pemerintah setempat belum pernah memberikan bantuan air bersih.Tahun lalu, kata dia, dropping air pernah dilakukan Pemkab Tegal namun bukan di pedukuhan tersebut. Belum pernah ada bantuan air.Kalaupun akan ada bantuan, caranya bagaimana? ujarnya balik bertanya. Diinformasikan, saluran irigasi yang sekarang dimanfaatkan warga untuk mencukupi kebutuhan air minum sejatinya merupakan anak sungai dari Sungai Rambut. Di kala musim penghujan dengan debit air yang melimpah, saluran irigasi ini dipergunakan warga setempat untuk pengairan. Air, jelas warga, juga mengalir setiap harinya. Kalau mau mengendapkan air, warga harus menunggu hingga dapat jatah giliran air,timpal warga. Secara terpisah,Kabag Kesra Pemkab Tegal Fadjar Rokhwidi yang dikonfirmasi mengaku belum mengetahui krisis air yang dialami warga Warurejo. Namun, pihaknya berjanji secepatnya akan membantu warga. (untung subejo) Post Date : 25 Agustus 2007 |