|
Jakarta, Kompas - Sejumlah drainase di DKI Jakarta tidak berfungsi optimal lantaran banyak endapan atau saluran tertutup bangunan. Sejumlah tindakan dilakukan, seperti membongkar kios di jalur hijau, membersihkan sampah dari saluran air, serta menambah pompa air. ”Kami membongkar delapan kios di bantaran sungai. Rencananya, lahan itu akan digunakan untuk membangun pompa air dan rumah pompa,” ucap Pelaksana Harian Wali Kota Jakarta Pusat Fatahillah, Kamis (21/10). Pompa itu nantinya akan membantu mengurangi genangan air di Jalan Pangeran Jayakarta dan sebagian permukiman warga di Kecamatan Sawah Besar. Kasi Perencanaan dan Pelayanan Masyarakat Sudin PU Tata Air Jakarta Pusat Sisca Hermawati mengatakan, pihaknya juga menormalisasi saluran air di Jalan KH Mas Mansyur, Tanah Abang. ”Saluran itu banyak yang ditutup warga sehingga sulit dibersihkan. Setelah pembongkaran saluran dan pembersihan, saluran itu mempunyai lebar satu meter dan kedalaman satu meter sehingga bisa menampung lebih banyak air,” ucap Sisca. Daya tampung saluran air ini, menurut Sisca, bisa optimal bila masyarakat ikut membantu, antara lain dengan tidak membuang sampah di saluran air dan tidak menutup saluran itu. Di Jakarta Utara, banyak kali tertutup sampah. Kepala Sudin PU Tata Air Jakarta Utara Irvan Amtha mengatakan, tiap hari tumpukan sampah di kali 1.800 meter kubik. ”Dari jumlah itu, kami hanya mampu mengangkut 60 persen atau 1.200 meter kubik sampah,” kata Irvan. Keadaan diperparah karena banyak badan kali yang tertutup bangunan. Bangunan itu bisa berdiri karena tumpukan sampah yang tidak terbuang makin lama makin banyak dan mengeras. Akibatnya, lahan kosong baru itu pun akhirnya dipakai warga sebagai tempat tinggal. Wakil Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) DKI Putu Indiana mengatakan sudah merevitalisasi delapan persimpangan saluran dan sedang mengerjakan tujuh lainnya. Sampah dan lumpur menyumbat drainase sehingga fungsinya turun sampai 20 persen. Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta, Sandy, mengatakan, setiap lurah harus aktif memeriksa saluran air di kawasan mereka dan melaporkan ke DPU DKI Jakarta jika ada sumbatan. Petugas DPU juga harus merespons dengan membersihkan drainase. ”DPRD sudah menganggarkan Rp 7 triliun untuk penanganan banjir secara menyeluruh,” kata Sandy. Di Jakarta terdapat 106 lokasi genangan di jalan akibat drainase tersumbat. DPRD menargetkan 30 lokasi genangan terselesaikan sampai akhir 2010. (ECA/ARN/ART) Post Date : 22 Oktober 2010 |