|
Jakarta, Kompas - Drainase atau saluran air di permukiman padat penduduk dan kumuh di Jakarta Utara rusak parah. Tidak hanya badan saluran yang sudah tidak berbentuk, tetapi sampah dan material lain seperti batu dan lumpur menyumbat saluran. Kondisi itu terlihat di Jalan Raya Tugu, Cilincing, Jakarta Utara, Kamis (4/9) siang. Sekitar 300 meter badan saluran di sisi bawah jalan tertutup tanah dan batu. Bagian lain saluran itu masih tampak jelas, tetapi tersumbat sampah ranting kayu dan kantong plastik. ”Kondisi itu sudah sejak tahun lalu. Tidak ada pengerukan. Pada musim hujan lalu, tinggi genangan di permukiman kami mencapai 20-30 sentimeter. Jika tidak segera dikuras, pada musim hujan pasti banjir,” kata Satria (41), warga Cilincing. Saluran air di Jalan Pegangsaan Dua, Kelapa Gading, juga tersumbat sampah dan tanah di sepanjang 250 meter, sejak Stadion Tugu hingga Pintu III Kelapa Gading. Selain tertutup sampah dan tanah, saluran air di sini juga tertutup garasi rumah warga dan warung-warung yang dibangun tanpa izin. Begitu juga saluran air sepanjang 300 meter di Jalan Metros-Beting sudah rata dengan tanah. ”Warga sudah mengusulkan perbaikan, tapi tak ada tanggapan. Saat hujan, air menggenangi rumah warga hingga setinggi 35 sentimeter,” kata Karya (47), Ketua RT 10, Semper Barat. (cal) Post Date : 05 September 2008 |