|
Palembang, Kompas - Menghadapi musim hujan, Pemerintah Kota Palembang perlu merombak semua jaringan drainase sekunder dan tersier karena banyak saluran drainase yang tertimbun tanah, tidak tersambung satu sama lain, dan daya tampung yang terlalu kecil. Jika tidak dirombak, Palembang akan selalu tergenang air jika datang musim hujan. Menurut pengamat prasarana perkotaan Universitas Sriwijaya, Erika Bochori, Rabu (9/11) di Palembang, jaringan drainase yang perlu dirombak mulai dari saluran di tepi jalan sampai ke saluran yang bermuara di sungai. Berdasarkan pengamatan Kompas, banyak saluran penghubung yang terlalu kecil karena peninggian badan jalan atau tertutup tanah. Tertutupnya saluran penghubung itu sering menjadi penyebab munculnya genangan air hujan di badan jalan. Kawasan permukiman, perkantoran, dan pertokoan yang sering mengalami penyumbatan drainase, antara lain, terdapat di Jalan Mayor Ruslan, Jalan R Sukamto, Jalan Kapten A Rivai, dan Bukit Baru. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Palembang Kira Tarigan mengatakan, untuk jangka pendek, DPU membentuk tim pengawas genangan air yang siap bekerja membuka saluran air yang tersumbat saat hujan. Tim itu akan segera menuju ke lokasi jika mendapat laporan adanya genangan air saat turun hujan. Pemerintah Kota Palembang akan membenahi 19 sistem drainase yang ada. Namun, pembenahan itu tidak dapat dilakukan dalam waktu dekat karena memerlukan dana Rp 96,5 miliar. Dana itu sedang diusahakan dari beberapa sumber pendanaan nasional dan internasional. (eca) Post Date : 10 November 2005 |