|
JAKARTA (SINDO) – Pemprov DKI Jakarta perlu membenahi sistem saluran drainase untuk mengantisipasi banjir.Caranya,dengan melebarkan dan meningkatkan kapasitas. Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta bakal merombak total seluruh drainase mikro (saluran air) yang rusak.Perbaikan tersebut diharapkan mampu mengatasi persoalan banjir yang kerap terjadi di Jakarta. Kasi Drainase Sudin Pekerjaan Umum Pemkot Jakarta Pusat Juaini Yusuf mengatakan, pihaknya berencanamemperbaiki seluruh drainase. Salah satunya dengan melakukan fabrikasi (memperlebar) drainase menjadi 60–100 cm dari lebar semula yang hanya 40–50 cm. ”Jika anggaran sudah turun,dalam waktu dekat kami melakukan fabrikasi drainase sehingga daya tampung airnya menjadi lebih besar,” ujar Juaini kemarin. Menurut Juaini, pihaknya telah mengajukan anggaran perbaikan drainase sebesar Rp20 miliar–40 miliar kepada Pemprov DKI Jakarta. Jika anggaran tersebut disetujui, pihaknya akan memperbaiki sejumlah drainase. Sedikitnya ada 40 titik drainase yang akan diperbaiki, antara lain di kawasan Cempaka Putih, Senen, Johar Baru, Tanah Abang,dan Gambir.”Drainase di kawasan tersebut menjadi prioritas utama untuk diperbaiki,” ucapnya. Dia mengakui buruknya drainase juga menyebabkan kerusakan jalan. Saluran air yang tersumbat membuat air meluap ke jalan dan menimbulkan genangan di sejumlah ruas jalan. Meski demikian, Juaini menyadari proses perbaikan drainase akan menemukan kendala akibat banyaknya utilitas berupa kabel listrik dan pipa air bersih yang melintang di sejumlah drainase. Juani juga mengeluhkan tindakan yang dilakukan pemilik utilitas karena banyak instansi terkait yang tidak melakukan koordinasi saat akan menempatkan utilitas. Jika ada koordinasi, kata dia, penempatan utilitas dapat disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Kasubdin Pemberdayaan Air dan Sumber Daya Air dan Pantai DKI Jakarta I Gede Nyoman Soewandhi mengakui, drainase merupakan salah satu faktor penyebab kerusakan jalan. ”Memang salahsatu penyebabnya akibat drainase yang tidak berfungsi secara maksimal,”katanya. Nyoman menjelaskan, jalan rusak itu disebabkan genangan air hujan yang tidak tersalurkan drainase. Genangan itu lambat laun menimbulkan lubang yang kemudian membesar karena tidak segera diperbaiki.”Sebelum lubang tersebut membesar, seharusnya sudah diperbaiki. Namun, karena keterbatasan anggaran akhirnya perbaikan ditunda sehingga lubang menjadi membesar ”jelasnya. Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Sayogo Hendrosubroto mengatakan, jalan rusak akibat banjir merupakan persoalan yang kompleks. Dia menyadari anggaran sebesar Rp1,4 triliun yang dialokasikan belum bisa sepenuhnya mengatasi persoalan itu. (sucipto) Post Date : 24 Maret 2008 |