JAKARTA(SINDO) – Genangan air di sejumlah ruas jalan mendapat perhatian Komisi D DPRD DKI Jakarta. Anggota Komisi D Muhammad Sanusi mengatakan,sistem drainase di Jakarta sangat buruk.
Akibatnya,setiapturunhujanselalu ada genangan di sejumlah ruas jalan.Dia mengungkapkan, kondisi drainase di Jakarta sudah tidak mampu menampung volume air. Karena itu,pihaknya meminta agar drainase yang tidak lagi menampung volume air diperlebar.”Faktanya memang drainase kita itu buruk. Di dalam drainase itu banyak utilitas, seperti kabel,akibatnya sampah nyangkutdidalamdanmenghambat aliran air,” kata Sanusi di Gedung DPRD DKI Jakarta,kemarin.
Dia mengaku heran dengan langkah Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dalam mengatasi masalah genangan. Sebab, selama tiga tahun memimpin Jakarta, genangan masih saja terjadi di sejumlah titik.Bahkan,berdasarkan data Dinas Pekerjaan Umum (PU) ada sebanyak 106 titik genangan yang harus segera diperbaiki. ”Saya aja sebagai anggota Dewan bingung dengan program yang dijalankan, apalagi masyarakat.
Seharusnya, setiap tahun ada perkembangan hasil yang bisa dilihat masyarakat,” katanya. Ketua Fraksi Partai Gerindra ini mengusulkan agar Pemprov DKI Jakarta melakukan inventarisasi masalah dan mencari solusi untuk mengatasi genangan.Menurut dia, jika Pemprov tidak bisa mengatasi genangan,tentusajatidakakanbisa mengatasi banjir. Padahal, lanjut dia, anggaran di Dinas PU setiap tahun cukup besar yakni lebih dari Rp2 triliun.
”Sejak saya kecil, genangan itu selalu ada di Kebon Nanas. Sampai sekarang, Alhamdulillah genangan itu masih ada ketika usai turun hujan,”sindirnya. Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Matnoor Tindoan mengungkapkan, daya tampung saluran air di Jakarta sudah tidak memadai. Untuk itu,diperlukan perbaikan secara maksimal agar Jakarta bebas dari genangan air. ”Saluran air di Jakarta harus diubah karena tak memadahi lagi. Paling tidak besaran serapan airnya ditambah,” ujar Matnoor.
Ketua Fraksi Partai Persatuan Pembangunan ini meminta Pemprov DKI Jakarta tidak ragu untuk menertibkan bangunan yang mengganggu saluran air penghubung. Menurut dia, banyaknya bangunan yang mengganggu saluran air tersebut disebabkan adanya pembiaran dan lemahnya pengawasan. ”Bangunan itu tidak disulap, tapi dibuat secara bertahap. Harusnya sewaktu pembuatan bangunan sudah dilarang, bukan ribut setelah berdiri,”paparnya.
Seperti diberitakan, Pemprov DKI Jakarta akan menyelesaikan 106 titik genangan hingga tahun 2012.Anggaran perbaikan diperkirakan mencapai Rp203 miliar yang dialokasikan dalam APBD selama tiga tahun mulai 2010 hingga 2012. Pada tahun 2010 akan dilakukan penyelesaian 33 lokasi genangan jalan arteri dan kolektor di lima wilayah dengan total anggaran Rp65,68 miliar.
Dari anggaran tersebut, Jakarta Pusat mendapat alokasi sebesar Rp54,7 miliar untuk menyelesaikan delapan lokasi genangan, Jakarta Utara sebesar Rp1,4 miliar untuk enam lokasi genangan, Jakarta Timur sebesar Rp4,42 miliar untuk enam lokasi genangan, Jakarta Selatan sebesar Rp1,73 miliar untuk enam lokasi, dan Jakarta Barat sebesar Rp3,41 miliar untuk tujuh lokasi genangan air.
Sementara itu,Pemkot Bekasi melakukan normalisasi sungai dan drainase di 40 titik serta penguatan tebing Kali Bekasi. Hal itu dilakukan untuk meminimalisasi banjir yang terjadi di Kota Bekasi. Kepala Bidang Tata Air Dinas Bina Marga dan Tata Air Kota Bekasi Yurizal mengatakan,Kota Bekasi belum sepenuhnya terbebas dari banjir, saat musim hujan atau saat intensitas curah hujan tinggi. Beberapa faktor yang menyebabkan Kota Bekasi kerap kali dilanda banjir,yakni letak topografi berada di daerah kemiringan 0,5% dan crossingsejumlah kali hingga membuat aliran air lambat.
Selain itu, penyempitan kali di Kabupaten Bekasi dan tidak optimalnya saluran drainase di Kota Bekasi juga menjadi penyebab banjir.Yurizal menuturkan, tahun ini Pemkot Bekasi tengah mengerjakan pengendalian banjir dengan anggaran Rp30 miliar. ”Dana dari APBD itu, Rp10 miliar untuk normalisasi dan saluran drainase, Rp10 miliar untuk penyediaan mesin pompa, dan Rp10 miliar untuk penguatan tebing Kali Bekasi,” kataYurizsal.
Normalisasi salah satunya dilakukan di anak Kali Bekasi, samping Kelurahan Margahayu, Bekasi Timur,Kota Bekasi.Menurut Yurizal, saat ini pihaknya juga telah melakukan tender pengadaan dua unit mesin pompa dengan kapasitas 1.500 liter/detik dan satu genset yang akan ditaruh di pintu air samping Islamic Center Bekasi. (ahmad baidowi/ wahab firmansyah)
Post Date : 06 Oktober 2010
|