Semarang, Kompas - Pemerintah sedang membangun kolam retensi sebagai salah satu upaya penanggulangan banjir dan rob di Kota Semarang. Namun, penanggulangan banjir dan rob tidak bisa hanya mengandalkan keberadaan kolam retensi. Pemerintah Kota Semarang masih punya tugas besar untuk membersihkan seluruh jaringan drainase kota dari sampah.
Kepala Satuan Kerja Pengembangan Penyehatan Lingkungan Permukiman Provinsi Jawa Tengah Suharsono Adi Broto, Rabu (18/8) di Semarang, mengatakan, kolam retensi menjadi penampung air dari Kali Semarang, Kali Baru, dan Kali Asin. Dari kolam retensi itu, air akan dialirkan ke laut dengan pompa berkekuatan 35 meter kubik per detik.
Apabila jaringan drainase di Kota Semarang masih tersumbat sampah seperti yang terjadi saat ini, air tidak akan lancar mengalir ke kolam retensi. Genangan air banjir dan rob pun masih dapat muncul. "Tidak hanya saluran air besar yang perlu dibersihkan, tetapi got-got kecil di permukiman juga harus dibersihkan," kata dia.
Dinas Pengelolaan Sumber Daya Air dan Energi Sumber Daya Mineral (PSDA dan ESDM) Kota Semarang, kini tengah membersihkan jaringan drainase utama di kawasan Simpang Lima. Kepala Dinas PSDA dan ESDM, Fauzi, berharap masyarakat tidak lagi membuang sampah ke got maupun sungai.
Kolam retensi yang ditargetkan selesai pada 2013 itu dapat menampung sekitar 514.000 meter kubik air. Dengan kapasitas itu, kolam retensi dapat mencegah banjir dan rob di wilayah Semarang bagian utara seluas 7,8 kilometer persegi.
Menurut Suharsono, fungsi kolam retensi juga perlu didukung dengan pompa air di rumah pompa Bulu, Kali Banger, dan Kartini. Pengoperasian pompa dapat dilakukan secara otomatis dan manual.
Pada Rabu siang kemarin, Gubernur Jateng Bibit Waluyo bersama Wali Kota Semarang Soemarmo HS meninjau pengerjaan kolam retensi itu. Tahap pengerjaan baru mencapai pembangunan penyaring sampah yang ditargetkan selesai pada akhir Agustus ini.
Bibit optimistis kolam retensi ini benar-benar dapat menghilangkan banjir dan rob di Semarang, dengan syarat proyek pembangunan Waduk Jatibarang dan normalisasi Banjir Kanal Barat dan Timur juga lancar. "Kesemuanya itu menjadi satu paket penanggulangan banjir yang terpadu," kata Bibit. (den)
Post Date : 19 Agustus 2010
|