CIMAHI, (PR).- Beberapa titik drainase di Kota Cimahi masih berfungsi ganda sebagai drainase jalan dan drainase lingkungan. Akibatnya, luapan air hujan sering kali tidak bisa tertampung di drainase tersebut. Hal itu menjadi salah satu penyebab terjadinya banjir cileuncang di Cimahi setiap kali musim hujan datang. Kendala yang dihadapi hingga saat ini adalah kondisi lahan untuk drainase yang memang terbatas.
"Drainase di beberapa titik memang masih menjadi satu antara drainase jalan dan drainase lingkungan. Rencana pemisahan kedua saluran tersebut memang ada, tetapi saat ini masih sulit karena keterbatasan lahan sehingga masih dipaksakan untuk berfungsi ganda," kata Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum Kota Cimahi Ir. Achyar saat ditemui di Kantor Pemerintahan Kota Cimahi, Jumat (13/11). Beberapa titik drainase yang masih berfungsi ganda tersebut di antaranya adalah di Jln. Jati Serut dan Jln. Gandawijaya.
Achyar menjelaskan, drainase jalan dan lingkungan memang memiliki fungsi yang berbeda. Drainase jalan seharusnya hanya untuk menampung limpahan air hujan dari jalan. Sementara itu, drainase lingkungan diperuntukkan bagi limbah yang berasal dari permukiman warga sekitar dan lainnya. "Jadi memang seharusnya kedua drainase itu terpisah," katanya.
Menurutnya, kapasitas drainase sebenarnya sudah mencukupi jika hanya diperuntukkan sebagai drainase jalan. Akan tetapi, karena masih berfungsi ganda dengan drainase lingkungan, kapasitas drainase tersebut menjadi berlebih. Hal itulah yang menyebabkan terjadinya banjir cileuncang di beberapa titik di Cimahi. Saat ini Dinas Bina Marga tengah melakukan normalisasi dan perbaikan di titik-titik tersebut.
Lokasi yang saat ini tengah dalam proses normalisasi dan perbaikan adalah drainase di Jln. Gandawijaya sepanjang 200 meter dan Jln. Mahar Martanegara sepanjang 400 meter, kemudian dilanjutkan dengan permbersihan dan penyempurnaan saluran di Jln. Amir Mahmud sepanjang 770 meter. Achyar mengatakan, seluruh perbaikan tersebut ditargetkan selesai pada Desember tahun ini.
Untuk tahun 2010, ia mengatakan, pihaknya pun telah membuat rencana untuk pembersihan dan penyempurnaan di tiga titik lagi. Di antaranya di Jln. Amir Mahmud sepanjang 900 meter, Jln. Gandawijaya (400 meter), dan akses tol Baros Jln. H.M.S. Mintaredja (500 meter). "Saat ini tengah digodok di dewan. Dana yang dibutuhkan sekitar 2,1 miliar," katanya.
"Cileuncang"
Berdasarkan pantauan "PR", saat musim hujan ada beberapa titik yang selalu terkena banjir cileuncang. Di antaranya adalah daerah sekitar di Jln. Amir Machmud, pertigaan menuju Jln. Cihanjuang, serta pertigaan Jalan Raya Cibabat dan Jln. Pesantren.
Achyar mengatakan, untuk daerah-daerah yang sering kali terkena banjir cileuncang, solusinya adalah dengan pelebaran jalan. Namun hal tersebut terkendala dengan terbatasnya lahan dan dana yang ada. "Yang pasti, kami akan terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait lainnya untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Menanggapi masalah tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kota Cimahi Achmad Gunawan mengatakan, harus ada perhatian khusus dari pemerintah mengenai masalah tersebut. "Perlu adanya penataan lebih lanjut. Ini harus menjadi fokus dan jangan sampai berlarut-larut karena imbasnya bisa pada kerusakan jalan," katanya. (A-177)
Post Date : 16 November 2009
|