|
KOJA - Masyarakat mengeluhkan sejumlah drainase di permukiman penduduk di Jakarta yang masih buruk. Saluran air itu tidak dapat berfungsi dengan baik mengakibatkan jalan mudah tergenang ketika hujan. Di Jalan Mantang, Kelurahan Lagoa, Kecamatan Koja, Jakarta Utara, sampah menumpuk di saluran air. Akibatnya, air tidak mengalir. Safrudin (54 tahun), warga setempat, mengatakan, kondisi saluran got yang mampet sudah berlangsung lama dan mengakibatkan genangan di jalan jika hujan deras. “Setiap hujan deras pasti banjir meski hanya di jalan karena rata-rata rumah di sini sudah ditinggikan,“ ujar dia kepada Republika, akhir pekan lalu. Safrudin mengatakan, genangan bukan hanya saat hujan deras, melainkan juga ketika air laut pasang atau rob. “Kalau rob, airnya langsung surut. Tapi, kalau banjir, airnya bau, sampahnya juga ikut naik,“ ujar dia. Kondisi yang sama juga terlihat di Jalan Muncang, Kelurahan Lagoa. Air yang kotor bahkan tidak tampak mengalir. Begitu pula di Walang Baru, Kelurahan Tugu Utara, Jakarta Utara. Di wilayah itu, air di saluran terlihat sejajar dengan jalan dan dipenuhi sampah. Selain di lingkungan permukiman, saluran air di beberapa jalan utama juga tidak mengalir lancar. Kondisi ini seperti terlihat di Jalan Raya CakungCilincing, Jakarta Utara. “Kalau hujan, jadi banjir dan sering terjadi kecelakaan karena banyak jalan berlubang yang tidak kelihatan,“ ujar Ari (30 tahun) yang kerap melintasi wilayah itu. Selain di Jakut, beberapa wilayah lain di Jakarta juga memiliki masalah yang sama. Akibatnya, jalan-jalan Jakarta mudah tergenang ketika hujan mengguyur Ibu Kota. Kondisi ini seperti terlihat di Jalan DI Panjaitan, Cawang, dan Jalan Raya Condet, Jakarta Timur. Di Jakarta Barat, titik yang kerap tergenang air ketika hujan, seperti di Jalan KH Mas Mansyur, Jalan Letjen Suprapto, Jalan Bendungan Hilir Raya, dan Jalan Pejompongan. Di Jakarta Barat, sebagian besar drainase tersumbat dan tidak mengalir dengan lancar. Kepala Seksi Pemeliharaan Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat Kasna mengatakan, ada ratusan kilometer drainase kolektor yang menghubungkan pembuangan air dari permukiman ke sungai tersumbat. “Penyumbatan itulah yang sering menyebabkan terjadinya luapan air,“ kata dia. Kepala Seksi Perencanaan Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Barat Santo mengatakan, pihaknya sudah melakukan pemeliharaan secara rutin setiap tahun. “Dilakukan bertahap dengan sistem triwulan,“ kata dia. Saat ini, pihaknya melakukan pemeliharaan triwulan kedua yang dilakukan April hingga Juni. Pemeliharaan dilakukan di Kelurahan Pekojan, Jakarta Barat. Terdapat 125 penutup saluran atau inrit dan 40 bangunan yang menghalangi saluran air di wilayah itu. Sudin PU Tata Air Jakbar telah membersihkan lumpur atau sampah yang menumpuk dalam saluran karena adanya bangunan ataupun inrit yang menutupi saluran tersebut. Meski demikian, Santo mengatakan, upaya ini kerap tidak selaras dengan kebiasaan masyarakat membuang sampah sembarangan. ratna puspita Post Date : 23 April 2012 |