|
JAKARTA(SINDO) Banjir yang melanda sebagian besar wilayah DKI Jakarta kemarin disebabkan buruknya sistem saluran drainase. Saluran mengalami penyempitan karena tidak dirawat secara intensif. Berdasarkan pantauan,saluran drainase di Jalan Jenderal Sudirman hingga MH Thamrin tidak berfungsi maksimal, karena tersumbat kotoran dan sampah. Akibatnya, aliran air tersendat kemudian meluap hingga menutupi ruas jalan. Mobil dan sepeda motor yang melintasilokasiberusahamenghindari air setinggi kira-kira 3050 cm. Masak hujan baru satu jam,jalan utama di Jakarta ini langsung meluap, bahkan menyebabkan antrean panjang sampai pengalihan jalan,ujar Marsudi, salah seorang pegawai perusahaan swasta di kawasan Kebon Sirih, Jakarta Pusat,kemarin. Kawasan Sudirman-MH Thamrin, persisnya di depan pusat perbelanjaan Sarinah, memang menjadi langganan banjir. Selain disebabkan sampah, daya tampung drainase sudah tidak memadai lagi dan harus diberikan perawatan rutin. Drainase di sepanjang jalan itu memang tampak menyempit, karena pembangunan jalan dan trotoar sehingga air sulit mengalir menuju sungai terdekat.Drainase buruk juga terlihat di Jalan Kwitang dan Cempaka Putih,sehingga air mudah meluap ketika hujan mengguyur deras. Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengakui banjir yang melanda sejumlah wilayah di Jakarta kali ini disebabkan buruknya saluran drainase.Kualitas drainase sangat buruk sehingga banjir terjadi di mana-mana. Drainase ini harus segera dibenahi supaya tidak terulang lagi banjir serupa,tandasnya. Atas kejadian ini, Fauzi langsung memanggil Kepala Dinas dan Suku Dinas Pekerjaan Umum untuk segera memperbaiki saluran drainase yang menjadi tanggung jawab Pemprov DKI Jakarta. Kontraktor juga dipanggil biar mereka sekalian kerja bakti membereskan pekerjaannya yang hingga kini masih belum beres, ujar mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta ini. Fauzi meminta kontraktor terus menjaga dan merawat saluran drainase secara berkala dan teratur, layaknya cleaning service yang merawat gedung Balai Kota Jakarta. Dengan begitu, drainase mampu meminimalisasi dampak banjir sekaligus mengurangi kemacetan lalu lintas akibat luapan air pada drainase tersebut. Koordinator Traffic Management Centre Direktorat Lalu Lintas Kompol Sambodo Purnomo juga mengakui penyebab banjir dan genangan air di Jakarta karena sistem drainase yang buruk. Akibatnya, sistem pembuangan air tidak mampu menampung debit yang tinggi pada saat hujan datang. Sistem drainasenya buruk ditambah kurangnya kesadaran masyarakat untuk membuang sampah pada tempatnya, ujar Kompol Sambodo. Menurut dia,ratusan lokasi genangan air dan banjir pada umumnya terjadi tidak jauh dari lokasi saluran air. Sampah yang menumpuk menjadi penyebab munculnya genangan air dan banjir tersebut. Pengerukan 13 sungai di Jakarta juga belum maksimal, sehingga masih ada beberapa sungai yang meluap ke jalan dan mengakibatkan banjir,terangnya. Sambodo menambahkan, untuk meminimalisasi munculnya genangan air dan banjir, Pemprov DKI Jakarta harus serius memperbaiki sistem drainase serta rutin melakukan pengerukan 13 sungai. Saya kira jika itu dilakukan, paling tidak dapat meminimalisasi genangan air dan banjir yang selama ini terjadi,ucapnya. Diketahui, sungai atau saluran makro kewenangan Jakarta seluas 96.610 meter, saluran submakro 973.203 meter, saluran penghubung dan mikro 13.595.000 meter, serta sungai atau saluran makro kewenangan pusat (13 sungai) 290.860 meter. (mohammad yamin/sujoni) Post Date : 02 Februari 2008 |