JAKARTA(SINDO) – Banyaknya genangan air di sejumlah ruas jalan setiap usai turun hujan disinyalir karena kondisi drainase di Ibu Kota buruk.Akibatnya, drainase tidak mampu menampung volume air. Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Muhammad Sanusi mengatakan, genangan air di sejumlah ruas jalan setiap usai turun hujan sangat meresahkan pengendara.
Bahkan banyak kendaraan mogok karena mesinnya terkena air ketika melintasi genangan.Untuk itu, pihaknya meminta Dinas Pekerjaan Umum (PU) membuat skala prioritas dalam membenahi drainase di Ibu Kota. Pembenahan saluran drainase tidak harus dilakukan secara serentak. Menurut dia, Dinas PU harus memprioritaskan ke titik-titik genangan yang selalu terjadi setiap hujan turun.
”Dinas PU juga harus merespons pragmatisme masyarakat yang selalu melihat genangan sebagai banjir. Itu dulu yang musti dibenahi,apakah melalui penataan drainase ataupun menyediakan pompa mobileuntuk menyedot air,” kata Sanusi kemarin. Dia menambahkan, genangan air di sejumlah ruas jalan sangat membahayakan pengendara bermotor sebab hampir dipastikan di setiap genangan kondisi jalanya cenderung rusak bahkan berlubang.
Padahal, sesuai Undang-Undang No 22/2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan, pemerintah bisa dituntut jika ada pengguna jalan mengalami kecelakaan akibat kerusakan infrastruktur. Sementara itu, Dinas PU akan membenahi 106 titik genangan di jalan arteri yang tersebar di lima wilayah. Perbaikannya dilakukan secara bertahap mulai tahun ini hingga 2012. Berdasarkan data Dinas PU DKI Jakarta,106 titik lokasi genangan air di jalan arteri dan kolektor tersebar di lima wilayah.
Jakarta Pusat ada 27 titik lokasi genanganair, JakartaUtara12titik,Jakarta Timur 13 titik,Jakarta Selatan 22 titik,dan Jakarta Barat 32 titik. Kepala Dinas PU DKI Jakarta Ery Basworo mengakui titik genangan tersebut sangat mengganggu lalu lintas.Tahun ini 33 genangan akan ditangani dengan anggaran Rp23 miliar dari APBD DKI Jakarta. Selanjutnya pada 2011 akan dibenahi 56 titik genangan.
Sementara pada 2012 ada 17 titik genangan yang dibenahi. ”Untuk pengerjaan pembenahan 33 titik genangan saat ini sedang proses lelang. Proyek dikerjakan selama tiga bulan,”ungkapnya. Di bagian lain,hujan deras yang mengguyur Jakarta kemarin menyebabkan beberapa ruas jalan di Ibu Kota tergenang, bahkan terlihat kemacetan yang terjadi di beberapa ruas jalan.
Koordinator Traffic Management Centre (TMC) Polda Metro Jaya Kompol Indra Jafar mengatakan, kemacetan bukan hanya akibat genangan air hujan.Tapi, banyak pengendara sepeda motor yang berteduh di bawah jembatan layang dan bawah jalan tol. Menurutnya, pengendara motor yang berteduh di bawah jembatan layang dan bawah jalan tol cukup banyak,bahkan sampai menutup setengah jalan seperti di bawah Jalan Tol Wiyoto Wiyono arah Tanjung Priok dan di bawah Jembatan Semanggi.
”Kebanyakan pengendara motor yang berteduh juga menjadi penyebab kemacetan,” ujarnya. Berdasarkan pantauan CCTV TMC Polda Metro Jaya, genangan air hujan merambah jalan menjelang halte buswayKaret-Kuningan. Genangan air membuat laju kendaraan baik di jalur lambat maupun cepat yang mengarah ke Mampang Prapatan macet. Di arah sebaliknya juga tidak jauh berbeda. Arus kendaraan yang menuju kawasan Menteng terlihat tersendat menjelang halte busway Karet- Kuningan.
Kepadatan lalu lintas terjadi di jalur lambat dan cepat. Hujan juga membuat ruas Jalan Sudirman tersendat. Arus kendaraan di sekitar Chase Plaza di jalur menuju arah Semanggi juga macet.Kondisi paling parah terjadi di jalur lambat, laju kendaraan terlihat sangat padat, bahkan cenderung tidak bergerak.
Di wilayah Jakarta Timur,genangan terjadi di Jalan DI Panjaitan depan Wika arah utara sedalam 40 cm, di Jalan DI Panjaitan Kebon Nanas arah utara sedalam 30 cm dan Pasar Gembrong Basuki Rahmat Prumpung dengan ketinggian air 30 cm.Kendaraan yang melintas di kolong Jembatan Semanggi mengalami masalah. Banyak kendaraan roda dua dan empat mogok karena ketinggian air sekitar 40 cm. Sementara itu, masalah banjir di kawasan elit Menteng, Jakarta Pusat, tiap kali terjadi hujan disebabkan sampah di gorong-gorong yang berada di bawah trotoar. ”Banyak penyapu jalan yang membuang sampah ke dalam goronggorong,” ujar Kepala Suku Dinas Pekerjaan Umum Tata Air Jakarta Pusat Agus Priyono.
Curah hujan sedang hingga lebat masih berpotensi terus terjadi di wilayah Jakarta dan sekitarnya. Curah hujan diperkirakan semakin meningkat seiring pengaruh La Nina. Kepala Subbidang Informasi Cuaca Ekstrem Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudiyanto mengatakan, kondisi curah hujan lebat masih berpotensi terjadi hingga beberapa waktu ke depan. ”Kondisi curah hujan lebat masih terus terjadi pada masa transisi,” ujarnya. (ahmad baidowi/helmi syarif/ megiza/isfari hikmat)
Post Date : 23 September 2010
|