JAKARTA(SINDO) – Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta berencana memperlebar sejumlah drainase untuk mengatasi genangan yang selalu terjadi saat hujan. Sudah banyak drainase tidak mampu menampung air. Pelebaran tersebut bersamaan dengan pengerjaan 106 titik genangan yang dilakukan hingga 2012. Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Peralatan dan Perbekalan Dinas PU DKI Jakarta Rifig Abdullah mengatakan,evaluasi terhadap daya tampung drainase mutlak dilakukan.
Banyak drainase yang tidak mampu menampung volume air hujan. Hal itu terjadi karena lebar drainase sudah tak sesuai perkembangan kota.Saluran drainase juga banyak yang tersumbat sampah. ”Ada sebagian drainase yang memang daya tampungnya kecil, namun ada juga yang lebarnya sudah cukup, tapi di dalamnya banyak sampah sehingga menyumbat aliran air,”kata Rifig kemarin.
Dia mengungkapkan, evaluasi terhadap drainase harus dilakukan rutin.Selama ini pihaknya menyangka kondisi drainase sudah sesuai standar. ”Kami kaget setelah melihat drainase yang kapasitasnya tidak memadahi. Mungkin awalnya drainase itu didesain untuk kawasan ruang terbuka hijau. Namun,dengan banyaknya permukiman otomatis beban drainase semakin banyak, ditambah lagi dengan kebiasaan warga membuang sampah ke saluran,”ujarnya.
Saat ini pihaknya sedang berkonsentrasi menyelesaikan titik genangan di sejumlah ruas jalan. Berdasarkan hasil kajian, penyebab genangan karena curah hujan cukup tinggi. Hal itu diperparah dengan berkurangnya fungsi drainase karena penyumbatan. ”Ada gorong-gorong yang fungsinya tinggal 10% karena di dalamnya ditemukan tumpukan kayu, kursi, pintu kulkas,terutama yang terhubung dengan saluran pemukiman,” tandasnya.
Pihaknya sudah menyelesaikan pengerjaan delapan titik genangan yakni Rawamangun, Kebon Nanas, Kampus IB Nusantara Jalan DI Panjaitan,Permunas Sata Taruna,Wika DI Penjaitan, Depan Kodam, Cawang Kompor, dan perempatan Rasuna Said. Sementara tujuh titik genangan sedang dikerjakan yakni Balai Kartini,Hotel Crown Plaza, Hotel Ibis, Megaria Jakarta Pusat, perempatan Duren Tiga, perempatan Melawai I, dan sekitar underpass Pasar Minggu, Jakarta Selatan.
”Tahun ini diharapkan pengerjaan 30 titik genangan selesai sesuai target,”harapnya. Wakil Kepala Dinas PU DKI Jakarta Putu Indiana menambahkan, kondisi drainase di Jakarta tidak dipersiapkan untuk menampung volume ekstrem.Akibatnya ketika terjadi hujan lebat, sejumlah drainase tidak mampu menampung beban. Seluruh drainase tersebut bisa dibongkar, tapi membutuhkan biaya besar. Karena itu, hanya sejumlah drainase yang dilakukan pelebaran dan selebihnya difokuskan pada pengerukan. ”Pengerukan dilakukan untuk memaksimalkan aliran air.
Di dalam drainase banyak sampah karena tertahan oleh jaringan utilitas. Kita sudah bekerja untuk menyelesaikan genangan,”katanya. Kondisi ini diperparah dengan menyempitnya saluran makro seperti Kali Krukut yang di sejumlah titik lebarnya hanya empat meter. Padahal, idealnya lebar Kali Krukut mencapai 20 meter.Akibatnya, sejumlah kawasan selalu tergenang banjir karena luapan Kali Krukut. ”Setiap Kali Krukut meluap, wilayah Petogogan dan Kemang selalu tergenang,”ujarnya.
Masalah tersebut secara perlahan diperbaiki. Dinas PU sudah berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung Cisadane (BBWSCC) Kementerian PU untuk melakukan pengerukan Kali Krukut dan Kali Pesanggrahan. Putu menambahkan, banjir yang melanda wilayah DKI Jakarta sebagai konsekuensi dari penggundulan hutan di kawasan hulu. Ketika hujan turun, air langsung mengalir ke sungai dan tidak tertahan lagi. ”Dampaknya kita yang di hilir selalu terkena banjir.
Dampaknya akan semakin berat kalau penghijauan di kawasan hulu tidak dilakukan secara maksimal,” ungkapnya. Putu mengungkapkan, pembangunan permukiman di kawasan Bogor dan Depok terus terjadi karena mengejar pendapatan asli daerah (PAD).Sedangkan DKI Jakarta sudah membatasi pembangunan permukiman di wilayah Jakarta Selatan untuk mencegah banjir. Namun,langkah DKI tersebut tidak bisa maksimal karena pembangunanpermukimandiwilayahhulu terus terjadi.
”Pemerintah pusat harus turun tangan agar pembangunan di kawasan hulu bisa dikendalikan sebab yang mengalami dampaknya adalah kawasan hilir,”keluhnya. Pemprov DKI Jakarta akan menyelesaikan 106 titik genangan hingga 2012.Anggaran perbaikan diperkirakan mencapai Rp203 miliar yang dialokasikan dalam APBD selama tiga tahun mulai 2010 hingga 2012.
Pada 2010 akan dilakukan penyelesaian 33 lokasi genangan jalan arteri dan kolektor di lima wilayah dengan total anggaran Rp65,68 miliar. Dari anggaran tersebut, Jakarta Pusat mendapat alokasi Rp54,7 miliar untuk menyelesaikan delapan lokasi genangan. Kemudian Jakarta Utara Rp1,4 miliar untuk enam lokasi genangan, Jakarta Timur Rp4,42 miliar untuk enam lokasi genangan, Jakarta Selatan Rp1,73 miliar untuk enam lokasi, dan Jakarta Barat Rp3,41 miliar untuk tujuh lokasi genangan air. Pada 2011 ditargetkan 56 lokasi dengan total anggaran Rp102,4 miliar. Sedangkan pada 2012 akan ada 17 lokasi genangan air yang diperbaiki dengan menganggarkan Rp35,2 miliar. (ahmad baidowi)
Post Date : 18 Oktober 2010
|