DPRD DKI: PDAM Bohong

Sumber:Suara Pembaruan - 17 Oktober 2008
Kategori:Air Minum

[JAKARTA] Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) DKI Jakarta ragu mayoritas (62 persen) warga Jakarta terlayani air bersih dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Jaya. Dewan menilai ada banyak warga yang tidak terlayani air bersih dan persentasenya bisa di atas 50 persen. 

"Belum sampai seperti itu (62 persen, Red). Saya ragu data tersebut. Buktinya, masih banyak warga memakai air tanah, termasuk pengelola hotel dan gedung bertingkat," kata Wakil Ketua Komisi D Mukhayar saat dihubungi SP, Jumat (17/10) pagi.

Pernyataan serupa disampaikan Ketua Komisi D Sayogo Hendrosubroto. Dikatakan, jika memang warga Jakarta banyak terlayani air bersih, maka mereka tentu tidak akan memakai air tanah. Kenyataannya, banyak warga memakai air tanah. Itu terjadi karena pelayanan PDAM Jaya jelek dan penyediaan air bersih tidak mencukupi untuk kebutuhan warga. "Bohong data itu. Angka sesungguhnya bisa di bawah 50 persen. Yang tidak terlayani air bersih sangat banyak," ujarnya.

Sebelumnya, Dirut PDAM Jaya Didit Haryadi mengemukakan, sekitar 62 persen warga Jakarta telah terlayani air bersih dari PDAM Jaya. Pelayanan itu dilakukan dua operator air bersih, yaitu PT Palyja dan PT Aetra. "Sudah terlayani sekitar 62 persen. Kami berupaya terus meningkatkannya," kata Didit (SP,16/10).

Mukhayar kurang yakin PDAM Jaya benar-benar menyuplai air bersih ke warga. Pasalnya, kualitas air bersih yang diterima warga tidak murni bersih, banyak kotoran, bahkan ada indikasi terkontaminasi pencemaran dari sejumlah limbah pabrik. Ia juga menyesalkan suplai air dari PDAM Jaya yang tidak pernah normal seperti volume air yang sedikit, sering mati, dan debit air yang jelek.

Sedangkan Sayogo menilai, kinerja dua operator air minum yang merupakan mitra PDAM Jaya harus ditingkatkan. Hal itu karena air bersih yang diterima warga sering tersendat. "Saat musim hujan, aliran air sering mati. Sementara musim kemarau, suplai air menurun. Ini bagaimana? Pelayanan seperti apa kalau terus seperti ini?" tegasnya.

Ia juga menagih janji PT Aetra yang berupaya memperbaiki pelayanan air minum di Jakarta. "Saat ambil alih dari PT DPJ tahun ini, perusahaan itu menjanjikan akan ada perbaikan lewat investasi jutaan dollar. Nyatanya, sampai saat ini tidak ada perubahan. Semua sama seperti saat DPJ kelola yaitu air sering tersendat, bahkan mati," ujarnya. [RBW/Y-4]



Post Date : 17 Oktober 2008