|
PURWOKERTO - Hasil survei Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas menunjukkan, konstruksi sebagian besar sumur penduduk belum memenuhi syarat sanitasi. Sumur yang tak memenuhi konstruksi sanitasi itu berisiko berjangkitnya penyakit diare. Kepala DKK dokter gigi Khalid Khan, kemarin menerangkan, untuk memperbaiki konstruksi sumur itu, pada 2006 ini dilakukan perbaikan 990 sumur penduduk melalui survei kualitas air. ''Kegiatan itu dialokasikan untuk desa yang sumur penduduknya berisiko diare tinggi. Sebanyak 990 sumur yang akan diperiksa secara fisiknya itu tersebar di 66 desa. Setiap desa terdapat 15 sumur yang akan diperiksa,'' tuturnya. Sumur penduduk yang berisiko itu diambil sampel airnya untuk diperiksa kualitasnya. Bila hasil pemeriksaan menunjukkan kualitas airnya tidak bagus dan berisiko menimbulkan penyakit, akan dicek penyebabnya. Menurut Khalid, dari kegiatan serupa sejak 2000, sumur penduduk yang sebagain besar merupakan sumur gali, konstruksinya tak memenuhi syarat sanitasi. Sumur tak memakai gorong-gorong beton atau hanya dikelilingi dengan bambu pada bagian atasnya. Kemudian sistem pembuangan airnya tidak sempurna, sehingga limbah air sumur masuk. Seperti kasus tercemarnya sumur penduduk Desa Tiparkidul, Kecamatan Ajibarang, sejak kemarau tiba airnya kotor dan berbau comberan (SM, 29/7). ''Sumur di Tiparkidul itu diduga tercemar karena air sumur yang dipakai untuk mandi, cuci dan sebagainya, limbahnya masuk ke sumur lagi karena sistem pembuangannya atau konstruksi sumurnya kurang memenuhi standar sanitasi. '' (G23-55d) Post Date : 31 Juli 2006 |