|
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tetap bersikeras menggunakan Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) Bojong, Bogor, Jawa Barat, sebagai alternatif pembuangan sampah di TPA Bantar Gebang, Bekasi. Padahal, TPST yang dikelola PT Wira Guna Sejahtera (WGS) hanya mampu mengelola sampah dengan tungku pembakaran (insenerator) sampai 80 persen dan sisanya, 20 persen, diolah menjadi abu untuk pupuk, kompos, dan bahan batako. Pengelolaan sampah dengan bala pres tidak bisa dilakukan karena membutuhkan biaya tinggi, yakni biaya operasional Rp 40.000 per bal (1 bal=1,2 ton), sementara uang yang diberikan Pemprov DKI hanya Rp 52.500 per bal. "Kami tetap akan mengoperasikan TPST Bojong meski mereka hanya menggunakan insenerator," jelas Asisten Pembangunan Pemprov DKI Jakarta IGK Suena saat ditanya adanya perubahan pengolahan sampah dari bala pres-sesuai permintaan Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso menjadi insenerator. Hal itu ditemukan ketika wartawan mengunjungi TPST Bojong, Sabtu (7/8). PT WGS hanya memiliki satu alat bala pres dan tiga alat pengolahan sampah dengan insenerator. Suena mengatakan, pihaknya masih harus melihat langsung ke lokasi pengolahan sampah itu sebelum memutuskan untuk meng-operasikannya. Pemprov DKI berencana mengoperasikannya tanggal 20 Agustus. Uji coba sudah dilakukan sebelumnya namun pengolahan sampah bukan dengan bala pres, tetapi dengan insenerator. (PIN) Post Date : 10 Agustus 2004 |