DKI Siap Antisipasi Ancaman Banjir

Sumber:Koran Sindo - 09 Desember 2008
Kategori:Banjir di Jakarta

JAKARTA (SINDO) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengakui persoalan banjir tidak mudah ditangani. Sebagai antisipasi terhadap ancaman banjir beberapa pekan ke depan, mereka mengaku telah melakukan berbagai upaya.

Wakil Dinas Pekerjaan Umum (PU) DKI Jakarta Budi Widiantoro menyatakan tidak dapat menghilangkan banjir, melainkan hanya dapat menguranginya, sedikit demi sedikit. Salah satu upaya mengurangi banjir itu mengeruk dan memperdalam dasar sungai, termasuk pembersihan sampah.

”Upaya yang dilakukan masih sebatas mengurangi tinggi dan lamanya genangan, belum pada upaya menghilangkan banjir. Itu program jangka panjang,”katanya. Budi berpendapat, upaya efektif untuk mengatasi persoalan ini adalah mewujudkan kembali pembangunan Waduk Ciawi,Bogor,yang tertunda. Jika waduk ini bisa direalisasikan, aliran air dari puncak dapat dikendalikan. Belum terwujudnya pembangunan waduk tersebut karena faktor sosial, anggaran, dan lahan yang belum tersedia. Padahal jika terwujud, Jakarta hanya menangani persoalan drainase untuk mengatasi tingginya curah hujan.

”Ini bisa mengurangi banjir signifikan karena air yang dialirkan tidak sekaligus,” lanjutnya. Menurut ahli planologi Universitas Trisakti Yayat Supriatna, rencana pembangunan 17 polder yang akan menghabiskan dana Rp4,2 triliun hanya efektif untuk mengantisipasi kendala banjir secara lokal, apalagi polder dengan model seperti tandon hanya dapat digunakan sebagai tempat parkir air sementara yang mempunyai batas kapasitas. Jakarta yang daya dukung ekologisnya sudah semakin kritis,kata Yayat, tidak hanya dapat ditangani dengan program proyek fisik seperti pembangunan polder serta normalisasi waduk.

”Pemerintah juga harus mengiringinya dengan penghijauan serta mengajak masyarakat sadar untuk membuang sampah di tempatnya,” imbauYayat. Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi dan Geofisika (BMG) Kukuh Ribudiyanto mengatakan telah memasang radar Doppler pada Desember ini. Radar tersebut berfungsi untuk mendeteksi kecepatan angin dan awan secara detail.Saat ini,sedikitnya enam wilayah,Lampung, Batam,Aceh, Pontianak, Surabaya, dan Padang, sudah memiliki radar itu.

”Radar ini nantinya akan mengetahui secara tepat kecepatan angin yang didasarkan atas pertumbuhan awan,”katanya. Kukuh mengimbau agar warga yang tinggal di bantaran kali tetap waspada terhadap banjir kiriman.Berdasarkan hasil pengamatan BMG, curah hujan di wilayah bagian selatan sangat tinggi, berkisar antara 30–40 mm.Kepala Bidang Informasi Klimatologi dan Kualitas Udara BMG Hendro Santoso mengatakan, 11 kecamatan terdeteksi menjadi kawasan rawan banjir pada Januari dan Februari nanti.

Ke-11 kecamatan tersebut di Jakarta Barat adalah Cengkareng, Grogol, Petamburan, dan Kalideres. Di Jakarta Selatan berada di Pasar Minggu,Kebayoran Baru,dan Mampang. Selebihnya, 4 kecamatan di Jakarta Timur, yaitu Ciracas, Cipayung, Makasar, dan Kramat Jati, juga dikategorikan rawan banjir. (neneng z/ sucipto)



Post Date : 09 Desember 2008