DKI Segera Tutup 238 Sumur Dalam

Sumber:Kompas - 13 Oktober 2010
Kategori:Air Minum

Jakarta, Kompas - Untuk mengurangi penyedotan air tanah dalam, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyosialisasikan kepada pengusaha industri pengolahan agar menghentikan penggunaan sumur dalam dan beralih ke air bersih perpipaan. Di kawasan Jakarta Industrial Estate Pulogadung atau JIEP, 238 pabrik diminta beralih ke air perpipaan karena sumur dalam mereka akan ditutup.

”Pekan depan, ke-238 sumur dalam di JIEP akan ditutup karena mitra PAM Jaya, PT Aetra, sudah dapat menyediakan air bersih bagi semua industri itu. Langkah ini merupakan tindakan nyata Pemprov DKI Jakarta untuk mengatasi penurunan permukaan tanah,” kata Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, di Jakarta, Selasa (12/10).

Menurut Asisten Pembangunan dan Lingkungan Hidup Sekretaris Daerah DKI Muhammad Tauchid Tjakra Amidjaja, di kawasan JIEP terdapat 522 perusahaan industri pengolahan dan total pengambilan air tanah dalam mencapai 400.000 meter kubik per bulan. Sebanyak 159 perusahaan menjadi pelanggan air bersih dari PT Aetra dan tidak memiliki sumur dalam.

Sebanyak 80 perusahaan juga sudah menjadi pelanggan PT Aetra tetapi tetap mengambil air dari sumur dalam legal, 238 perusahaan hanya mengambil dari sumur dalam legal, dan 45 perusahaan lainnya diindikasikan mempunyai sumur dalam ilegal dan bukan pelanggan PT Aetra.

”Pada tahap pertama, sumur dalam di 238 perusahaan itu akan ditutup dan menyusul sumur dalam di 45 perusahaan lainnya. Setelah itu, 80 perusahaan sisanya juga akan diajak untuk pindah ke air perpipaan. Tujuan Pemprov DKI adalah pengurangan penyedotan air tanah dalam sampai titik nol,” kata Tauchid.

Direktur Utama PT Aetra Air Jakarta Syahril Japarin mengatakan, pihaknya sudah memperbesar ukuran pipa dan menambah jaringan pipa baru di kawasan itu. PT Aetra dipastikan sanggup memasok kebutuhan air bersih bagi semua industri di kawasan JIEP.

PT Aetra akan melakukan pengaturan tekanan air untuk menambah pasokan air bersih bagi JIEP. Pengaturan tekanan itu tidak akan mengganggu pelanggan lain karena PT Aetra memiliki kelebihan air.

”Jumlah air yang hilang dari jaringan pipa PT Aetra mencapai 10 juta meter kubik per bulan. Air itu hilang karena tekanan air sangat kuat dan pelanggan sedikit sehingga kebocoran membesar. Kelebihan air itu akan dipindahkan ke PT JIEP agar dapat menggantikan air tanah,” kata Syahril.

Setelah PT JIEP, Pemprov DKI Jakarta akan mengurangi penyedotan air tanah dalam di sepanjang Jalan Raya Bogor. Di lokasi itu terdapat banyak industri yang menyedot air tanah dalam untuk memenuhi kebutuhan bahan baku mereka.

Fauzi Bowo mengatakan, usaha mengurangi penyedotan air tanah dalam akan dilakukan bertahap dan tersistem. Setelah mitra PAM Jaya menambah jaringan pipa dan pasokan air di suatu kawasan, sumur dalam di kawasan itu akan ditutup.

”Sektor industri merupakan pengguna air tanah dalam terbesar sehingga didorong keluar dari pusat kota ke pinggiran atau luar kota. Industri di pinggiran akan dicukupi kebutuhan air bersihnya agar tidak menyedot air dari sumur dalam,” kata Fauzi.

Selain untuk industri, mitra PAM Jaya lainnya, PT Palyja, didorong untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi semua bangunan komersial di pusat kota. Mal, hotel, perkantoran, dan apartemen di segitiga emas Jalan Sudirman-Thamrin, Jalan Gatot Soebroto, dan Jalan HR Rasuna Said juga sering menyedot air tanah dalam. (ECA)



Post Date : 13 Oktober 2010