Jakarta, Kompas - Untuk mengatasi banjir menjelang musim hujan, Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta mengeruk belasan anak sungai atau kali di 76 lokasi. Perbaikan saluran drainase mikro, pembersihan sampah, dan perbaikan pompa yang rusak juga diprioritaskan sebelum puncak musim hujan.
”Pengerukan saluran air submakro dilakukan agar aliran air dari saluran drainase lingkungan ke sungai dapat lebih cepat. Pengerukan itu dilakukan di lima wilayah kota,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum Budi Widiantoro, Selasa (6/10) di Jakarta Pusat.
Pengerukan sudah mulai dilakukan pekan lalu dan akan berakhir pada pertengahan Desember 2009. Badan kali yang dikeruk itu sudah dangkal dan daya tampungnya terbatas karena sudah lama tidak dikeruk. Pengerukan akan menambah daya tampung air sebanyak 1,5 juta meter kubik.
Selain mengeruk kali, saluran drainase pengumpul yang ada di tepi-tepi jalan besar juga akan diperbaiki sehingga tidak tersumbat. Penyumbatan saluran drainase pengumpul sering menyebabkan genangan saat turun hujan deras.
Untuk daerah-daerah yang rendah, Dinas PU memeriksa ulang semua pompa untuk menyedot genangan-genangan air. Terdapat lima pompa air yang diperbaiki, yaitu di Waduk Pluit, Waduk Melati, Waduk Sunter Utara, Sunter Selatan, dan Sunter Timur III.
”Pompa sangat diperlukan untuk mengatasi genangan di daerah-daerah cekungan. Kami ingin semua pompa siap digunakan pada puncak musim hujan,” kata Budi.
Sementara itu, pengerukan 13 sungai utama yang dibiayai Bank Dunia baru akan dilaksanakan pada 2010. Sungai-sungai utama itu juga banyak yang menjadi sempit dan dangkal sehingga perlu dikeruk dan dilebarkan.
Posko dan dapur umum
Sejumlah wali kota yang dihubungi terpisah, kemarin, mengaku sudah menyiapkan langkah antisipasi menghadapi banjir.
Wali Kota Jakarta Pusat Sylviana Murni mengatakan, pemerintah kota selama sepekan terakhir telah melakukan pengerukan kali dan pembongkaran bangunan liar yang didirikan di atas saluran air.
”Suku dinas sosial bekerja sama dengan PMI juga telah menyiapkan dapur umum dan pos kesehatan di sejumlah kecamatan yang dinilai rawan banjir,” tuturnya. Wilayah paling rawan banjir di Jakpus, ujar Sylviana, adalah Petamburan, Tanah Abang, dan Serdang, Kemayoran.
Ia mengingatkan warga agar mengutamakan keselamatan jiwa. ”Soal kemungkinan dokumen catatan sipil bakal rusak atau hilang karena banjir, tak perlu dirisaukan lagi. Pemerintah kota sudah menyiapkan pengurusan gratis lewat Operasi Kasih Sayang,” ucap Sylviana.
Wali Kota Jakarta Selatan Syahrul Effendi mengatakan, pekan ini ia telah tiga kali memimpin rapat bersama lurah dan camat untuk merancang antisipasi banjir. ”Kami sudah menyiapkan lumbung pangan, posko kesehatan, serta dapur umum di beberapa kecamatan yang rawan banjir. Dapur umum di bawah kendali ibu-ibu PKK,” ucapnya.
Menurut Syahrul, dari 60 kelurahan di Jaksel, sebanyak 46 kelurahan yang rawan banjir.
Berdasarkan pengamatan Kompas, kemarin, kondisi sebagian besar Kali Angke sejak dari kawasan Pesing hingga Jalan Perniagaan, Jakbar, relatif bersih. Meski demikian, di beberapa jembatan yang melintas kali ini sampah menumpuk dan menyumbat arus air.
Di Petamburan, Jakpus, warga yang tinggal di dekat Sungai Banjir Kanal Barat mengagendakan gotong royong membersihkan selokan seminggu sekali. (ECA/TRI/WIN/HEN/THT)
Post Date : 07 Oktober 2009
|