|
Jakarta, Kompas - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta kesulitan membenahi drainase yang tertutup bangunan. Pengembalian fungsi drainase memakan waktu lama dan negosiasi panjang. Lima tahun terakhir saja, Pemprov DKI hanya dapat mengurangi 16 kawasan yang biasa tergenang saat hujan deras. Itu pun, sejalan dengan beroperasinya Kanal Banjir Timur. ”Kami terus berupaya mengurangi genangan. Di Jati Pinggir, Jakarta Pusat, misalnya, perbaikan saluran air memerlukan waktu tiga tahun. Kami harus menyiapkan sumur pompa dahulu, mendesain sistem pengendali banjir, mengosongkan, dan melebarkan saluran,” kata Kepala Dinas Pekerjaan Umum DKI Jakarta Ery Basworo, Selasa (11/12), di Jakarta. Genangan di DKI Jakarta lima tahun lalu tercatat 78 lokasi. Saat ini, jumlah lokasi yang tergenang berkurang menjadi 62 lokasi. Setelah menangani genangan di Jati Pinggir, Dinas Pekerjaan Umum akan mengembalikan fungi saluran Lagua Tirem yang mengarah ke Waduk Sunter, Jakarta Utara. Penanganan saluran di Lagua Tirem ini dapat mengurangi lima lokasi genangan sekaligus. Dia mengaku banyak saluran air yang tertutup bangunan permanen di Jakarta. Hal ini memicu penyempitan badan saluran. Penutupan saluran air paling banyak terjadi di Jakarta Barat. Saat ini, pengerukan kali masih dilakukan di drainase penghubung di Kelurahan Petamburan, Kecamatan Tanah Abang, Jakarta Pusat, Selasa kemarin. Lurah Petamburan Eddy Syamsudin mengatakan, genangan air yang biasanya melanda RW 003 dan RW 007, Kelurahan Petamburan, kini semakin cepat surut. ”Ini dirasakan setelah ada normalisasi sungai. Air cepat surut dan mengalir ke kanal barat,” kata Eddy. Drainase penghubung sepanjang 900 meter sudah diperbaiki sejak akhir November. Perbaikan diawali dengan pembongkaran bangunan yang menutupi permukaan saluran air. Sebagian besar bangunan adalah rumah warga. Akibat tertutup bangunan, saluran air jarang dibersihkan sehingga penuh sampah dan endapan lumpur. Setelah pembongkaran bangunan di atas saluran air, Pemprov DKI mengeruk endapan di dasar saluran air. Pengerukan endapan ini, menurut Eddy, berlangsung hingga pertengahan Desember. Tergenang Di tempat lain, di RT 004 RW 005, Pos Pengumben Lama, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, pukul 01.00, luapan Kali Pesanggrahan menggenangi rumah warga setinggi 20 sentimeter. Arus air kali yang membawa sampah dari hulu membuat saluran di kolong jembatan jalan di Pos Pengumben terhalang sampah. ”Tumpukan sampah bisa mencapai 1 meter,” kata Kepala Seksi Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Sumber Daya Air Suku Dinas PU Tata Air Jakbar Nurhadi di Pos Pengumben. Untuk mengurangi sampah, Sudin PU Tata Air Jakbar mengerahkan delapan orang untuk membersihkan sampah. Namun, tidak semua sampah bisa disingkirkan karena arus air kali masih deras. Musliman, Wakil Ketua RW 005, Kedoya Selatan, mengatakan, sekitar pukul 08.00, genangan air sudah susut, tetapi di RT 011 dan RT 013 RW 005, air baru susut pukul 14.00. Hujan deras kemarin juga menyebabkan Kali Grogol yang melintasi Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan, meluap dan menggenangi sebagian kawasan RW 010, Pondok Labu, Senin (10/12) sekitar pukul 20.00. Berdasarkan data Pemkot Jakarta Selatan, lebih dari 100 rumah yang dihuni sekitar 135 keluarga di Jalan H Kamang RW 010 tersebut tergenang, tetapi penghuninya tetap bertahan di lantai dua rumah masing-masing. Sementara itu, rob masih melanda permukiman dan jalan warga di Kampung Baru, Kelurahan Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang. Rob sudah terjadi selama dua pekan terakhir. Ketinggian air mencapai 30-50 sentimeter pada pagi hari dan surut hingga 10-20 sentimeter saat menjelang siang.(NEL/ART/WIN/PIN/NDY) Post Date : 12 Desember 2012 |