JAKARTA: Pasokan air baku asli Jakarta yang menjadi bahan baku air minum atau air PAM untuk warga Ibu Kota hanya memenuhi sekitar 2,2% dari total kebutuhan.
Situasi itu jauh berbeda dengan masa 10 tahun lalu. Saat itu, pasokan air baku asli Jakarta masih memberikan kontribusi sekitar 5% dari total kebutuhan air bersih 1,52 juta m3 per hari dengan jumlah penduduk 8,69 juta dan pemakaian air rata-rata 60-175 liter per orang.
“Degradasi daya dukung lingkungan di Jakarta terlihat semakin cepat. Lambat laun, air baku ke DKI hanya bisa dipasok dari luar DKI,” kata anggota Badan Regulator Pelayanan Air Minum (BRPAM) DKI Firdaus Ali, di Jakarta, kemarin.
Dia mengatakan apabila air tanah dimasukkan dalam stok air di DKI, total pasokan air asli Jakarta memenuhi 27,2% dari total kebutuhan. Menurut dia, porsi ini pun akan berkurang sejalan dengan kian terdegradasinya daya dukung lingkungan.
“Dengan begitu, ketahanan air minum Jakarta hanya 27,2%, dan 2,2% di antaranya berasal dari Kali Krukut yang diolah di instalasi Cilandak. Ke depan, kebutuhan air di Ibu Kota akan berasal dari luar, yaitu Jatiluhur, Bogor, dan Tangerang.”
Kebutuhan air minum itu belum termasuk untuk industri, perkantoran dan perhotelan serta para pelaju yang tinggal di daerah penyangga, yaitu Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi, tetapi bekerja di Ibu Kota.
Menurut Firdaus, ketahanan air Jakarta yang sangat rendah itu sangat rentan terhadap masalah yang mungkin bisa terjadi, misalnya yang terkait dengan gangguan proses distribusi air baku dari daerah asal.
Penegasan Firdaus ini sejalan dengan data Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup Daerah DKI yang mencatat tujuh kawasan di DKI terancam krisis air bersih yang dibarengi penurunan permukaan air tanah hingga 16 meter. (lihat ilustrasi)
Upaya pencegahan
Herawati Prasetyo, Wakil Presdir PT PAM Lyonnaise Jaya (Palyja), mengatakan masalah ancaman krisis air baku memang jadi perhatian bersama. Pasokan air baku Palyja sendiri sebagian besar berasal dari Bendungan Jatiluhur, Purwakarta.
Air baku itu dialirkan ke instalasi pengolahan air minum (IPA) Pejompongan I 2.000 liter per detik dan IPA Pejompongan II 3.600 liter per detik. Sisanya air curah dari PDAM Tangerang 400 liter per detik.
Presiden Direktur PT Aetra Air Jakarta Syahril Japarin mengatakan Aetra memandang penting upaya mencegah degradasi daya dukung lingkungan yang lebih parah.
Aetra sendiri mengandalkan pasokan air baku dari Jatiluhur untuk kebutuhan IPA Buaran I 2.000 liter per detik dan IPA Buaran II 3.000 liter per detik dan IPA Pulogadung 4.000 liter per detik. (Bastanul Siregar)
Post Date : 16 September 2009
|