|
Jakarta, Kompas - Gubernur DKI Jakarta Sutiyoso mencari masyarakat di kawasan tertentu yang bersedia menerima penerapan teknologi tinggi untuk pengolahan sampah. Masyarakat tersebut diharapkan mendukung metode penanganan sampah dengan teknologi yang dirancang seperti yang akan diterapkan di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu Bojong, Bogor. "TPST Bojong segera akan dipindahkan. Kami sedang mencari masyarakat yang bersedia menerima penerapan teknologi tinggi untuk pengolahan sampah seperti di TPST Bojong," kata Sutiyoso yang ditemui dalam acara pembukaan Festival Budaya Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan, Jakarta Selatan, Rabu (13/9). Sutiyoso masih mempertanyakan sikap masyarakat di sekitar TPST Bojong yang terus menolak kehadiran TPST. Sebab, teknologi pengolahan sampah yang disediakan sudah optimal. Sementara itu, persoalan sampah yang timbul akibat timbunan sampah menggunung di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Bantar Gebang harus segera dicarikan jalan keluarnya. Satu-satunya jalan adalah dengan mengolah sampah menjadi sesuatu yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan lain. Teknologi pengolahan sampah seperti itulah yang dipersiapkan di TPST Bojong. Terkait dengan penolakan warga Bojong atas keberadaan TPST selama ini, pelaksana PT Wira Guna Sejahtera tengah berupaya memindahkan mesin-mesin mereka (Kompas, 29/8). Namun, upaya itu tidak berjalan mulus karena warga pun masih menolak langkah tersebut dan meminta jaminan supaya TPST tutup total. Sutiyoso kemarin juga menyatakan, adanya korban jiwa akibat longsornya sampah di Bantar Gebang beberapa waktu lalu mendorong Pemerintah Provinsi DKI ingin mencari mitra baru. Saat ini mitra sebagai pengelola TPA Sampah Bantar Gebang adalah PT Patriot Bangkit Bekasi. "Akibat runtuhnya sampah yang menggunung dan menewaskan korban, kami akan mencari partner baru yang lebih baik," kata Sutiyoso, masih di kawasan Setu Babakan sebelum membuka secara resmi Festival Budaya Betawi itu. Festival Budaya Betawi yang dicanangkan Sutiyoso akan berlangsung 13-16 September 2006. Berbagai acara bernuansa budaya Betawi, meliputi seni musik, tari, lukis, dan sebagainya, digelar di panggung terbuka. Berkait dengan festival itu, pada 15 September 2006 akan diselenggarakan lomba membaca cerpen berlogat bahasa Betawi dari kumpulan cerpen yang sudah dibukukan karya Firman Muntaco. Pembebasan lahan Marunda Secara terpisah, Ketua Komisi D DPRD DKI Sayogo Hendrosoebroto menyatakan, pada tahun anggaran 2006 sebetulnya telah dialokasikan dana sekitar Rp 35 miliar untuk proses pembebasan lahan di Marunda, Jakarta Utara. Rencananya lahan tersebut akan dijadikan lokasi pengolahan sampah. "Komisi D DPRD sekarang juga baru mengadakan studi banding pengolahan sampah di Suwung, Bali. Pengolahan sampah di Suwung dengan open dumping, tetapi tidak menimbulkan persoalan sampah seperti di Bantar Gebang," kata Sayogo. Lebih lanjut Sayogo mengatakan, ternyata di Suwung ada penanganan sampah baru dan sampah lama dengan baik. Di Bali, mereka telah bekerja sama dengan pihak Belanda. (NAW) Post Date : 14 September 2006 |