Jakarta, Kompas - Untuk mengatasi tingginya kebocoran air dari jaringan pipa PAM Jaya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membentuk satuan tugas antipencurian air. Satgas ini bertugas memantau dan menindak para pencuri air.
Asisten Sekretaris Daerah DKI Jakarta Bidang Pembangunan Muhammad Tauchid, Minggu (15/8) di Jakarta Pusat, mengatakan, PAM Jaya, Satuan Polisi Pamong Praja, serta Pemerintah Kota Jakarta Utara, Jakarta Timur, dan Jakarta Barat sedang berkoordinasi untuk membentuk Satuan Tugas (Satgas) Antipencurian Air.
Satgas itu akan mengidentifikasi lokasi pencurian air, memetakan masalah yang muncul, memutus jaringan pipa yang digunakan untuk mencuri air, dan menindak para pelakunya.
Koordinasi antarinstansi dibangun karena PAM Jaya serta kedua mitranya, PT Palyja dan PT Aetra, tidak mampu mengatasi pencurian air. Rumitnya masalah dan minimnya wewenang yang dimiliki PAM Jaya membuat pencurian air sulit diberantas.
Tingkat kehilangan air dari kedua mitra PAM Jaya mencapai 46 persen. Sebanyak 23 persen kehilangan air diduga disebabkan oleh pencurian air. Jakarta Utara adalah wilayah yang disinyalir paling rawan pencurian air, disusul Jakarta Barat dan Jakarta Timur.
”Jika koordinasi internal di Pemprov DKI sudah selesai, kami akan berkoordinasi juga dengan Polda Metro Jaya dan TNI. Koordinasi itu sudah pernah dilakukan dan membuahkan hasil, yakni saat sterilisasi koridor bus transjakarta,” kata Tauchid.
Keterlibatan polisi, Satpol PP, dan TNI diperlukan untuk meredam perlawanan dari para pentolan pencuri air. Pencurian air sering melibatkan jawara lokal sampai oknum aparat. Sebelum melakukan tindakan represif, Satgas akan memberikan sosialisasi kepada warga yang melakukan pencurian air untuk mencegah konflik antara masyarakat dan Satgas.
Jika sekelompok masyarakat menggunakan air bersih curian dari jaringan pipa ilegal, Satgas akan memotong jaringan pipa itu. Namun, PAM Jaya dan pemerintah kota setempat akan memberikan gantinya berupa jaringan pipa legal atau kios air.
”Satgas antipencurian air diharapkan dapat mulai bekerja pada akhir tahun ini. Tingkat pencurian air diharapkan turun drastis pada 2011,” kata Tauchid.
Direktur Utama PAM Jaya Maurits Napitupulu mengatakan, penurunan tingkat kehilangan air akibat pencurian membutuhkan campur tangan pemerintah. Pencurian air sudah terjadi secara masif di berbagai lokasi dan melibatkan berbagai kepentingan.
”Di Surabaya dan Palembang, campur tangan pemerintah mampu menurunkan tingkat kehilangan air akibat pencurian. Total kehilangan air di kedua kota itu saat ini berada di bawah 35 persen,” kata Maurits.
Penurunan tingkat kehilangan air karena pencurian dapat memperbaiki struktur keuangan PAM Jaya. Air yang diselamatkan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga Jakarta lainnya, yang belum terlayani jaringan pipa air bersih.
Wakil Direktur Utama PT Palyja Herawati Prasetyo mengatakan, pihaknya kesulitan memberantas pencurian air karena para pentolan pencuri sering melawan dengan senjata tajam. Padahal, pihaknya tidak memiliki wewenang untuk menangani pencurian air.
”Kami butuh campur tangan pemerintah untuk mengatasi pencurian air. Pencurian ini tidak hanya merugikan PAM Jaya, tetapi juga merugikan pelanggan lain yang sudah membayar, tetapi pasokan airnya tidak lancar,” kata Herawati. (ECA)
Post Date : 16 Agustus 2010
|