JAKARTA – Dinas Kebersihan DKI Jakarta memfokuskan pembangunan fasilitas pengolahan sampah terpadu dalam kota.
Saat ini ada tiga proyek yang dibangun yakni Intermediate Treatment Facilities (ITF) Cakung, ITF Sunter, dan pembangunan Sentra 3R (reuse, reduce, danrecycle) skala kawasan. Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Eko Bharuna mengatakan, pembangunan infrastruktur tersebut untuk memudahkan pengolahan sampah. “Setelah kita sukses mengolah sampah di Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang menjadi listrik, kami melanjutkan membangun pengolahan sampah dalam kota,”kata Eko Bharuna dalam rilisnya kepada SINDO kemarin. Dia menyatakan, pembangunan ITF Cakung masih dalam proses persiapan tender. Bulan depan tender diperkirakan sudah bisa dilakukan sehingga pemenangnya bisa segera ditetapkan. Dengan begitu, pada Juli pembangunan fisik diharapkan dapat dimulai.
ITF Cakung akan menerapkan pengolahan sampah dengan teknologi mechanical biotreatment (MBT) pada lahan dan fasilitas yang murni dimiliki swasta.Tempat pengolahan sampah ini ditargetkan mampu mengolah sampah hingga 1.300 ton per hari dan akan menghasilkan energi listrik mencapai 8 mega watt pada 2012. “Meski diprediksi selesai 2012, ITF Cakung mulai menerima sampah secara bertahap. Tahap awal direncanakan menerima 500 ton sampah per hari mulai Juli nanti. Setelah pembangunan selesai pada 2012,instalasi ini tentu akan beroperasi optimal,”ungkap Eko. Tahun ini, lanjut dia, Pemprov DKI juga akan membangun ITF dengan teknologi waste to energy di lokasi pengoperasian sampah Stasiun Peralihan Antara (SPA) Sunter.
Pihaknya akan melakukan peningkatan teknologi SPA Sunter menjadi ITF Sunter. Pihaknya akan menerapkan skema kerja sama pemerintah dan swasta (KPS) dalam membangun infrastruktur pengolahan sampah ITF Sunter. Skema KPS dipilih karena lahan seluas 4,5 hektare di Sunter dimiliki murni oleh Pemprov DKI Jakarta.“Namun,kita libatkan swasta untuk membangun dan mengoperasikannya. Pola kerja samanya bisa build, operate, and transfer (BOT). Langkah ini diambil agar pembangunannya tidak terlampau membebani APBD,” tuturnya.
Dia menambahkan, Dinas Kebersihan juga akan membangun berbagai fasilitas pengolahan sampah berbasis ITF di antaranya mengembangkan Sentra 3R yang akan dibangun di lima wilayah kota.Semua pengembang kawasan juga diwajibkan membangun pengolahan sampahnya sendiri. “Sampah pun di sini akan diolah menjadi listrik dan kompos. Namun bedanya dengan ITF, Sentra 3R kapasitasnya lebih kecil, sekitar 250 ton per hari,”ungkapnya. Eko mengharapkan ke depan berbagai fasilitas pengolahan sampah yang modern, tepat guna, dan ramah lingkungan dengan mengoptimalkan pengolahan sampah di dalam kota terbangun. Sedangkan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Pemprov DKI Jakarta yang berada di luar Jakarta akan difungsikan sebagai TPST regional yang dapat dimanfaatkan daerah penyangga ibu kota sesuai konsep megapolitan.
Berdasarkan catatan Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) DKI Jakarta, jumlah sampah yang terangkut hanya 72%, sisanya 28% masih berserakan. Direktur Walhi DKI Jakarta Ubaidillah mengatakan, peningkatan volume sampah ini akibat pertumbuhan penduduk Jakarta yang cukup tinggi. “Pengelolaan sampah lebih banyak menggunakan tenaga pemulung ke timbang teknologi,”katanya. epan hasyim
Post Date : 07 Maret 2011
|