Diuji Coba, Pompa Air Penyedot Macet

Sumber:Kompas - 24 November 2008
Kategori:Banjir di Jakarta

Jakarta, Kompas - Pompa-pompa air pengendali banjir di Jakarta harus diperiksa secara rutin agar siap digunakan sewaktu-waktu. Meskipun secara umum pompa air pengendali banjir berada dalam kondisi siap pakai, kelemahan-kelemahan dalam pemasok cadangan listrik masih terjadi di beberapa stasiun pompa air banjir.

Kondisi itu terlihat saat Wakil Gubernur DKI Jakarta Prijanto meninjau beberapa stasiun pompa di Jakarta Utara, Sabtu (22/11).

Di Stasiun Pompa Sunter Selatan, misalnya, mesin generator set untuk cadangan listrik penggerak pompa tidak dapat berfungsi karena baterai atau accu-nya mati. Padahal, generator diperlukan jika pasokan listrik dari PLN mati saat banjir besar.

Prijanto meminta Dinas Pekerjaan Umum segera membeli baterai baru agar generator dapat difungsikan. Generator itu akhirnya dapat berfungsi setelah beberapa jam kemudian.

Kondisi yang hampir sama terjadi di Stasiun Pompa Ancol. Tabung kompresor untuk menghidupkan generator juga rusak sehingga pembangkit listrik cadangan tidak berfungsi. Peralatan itu merupakan aset Balai Besar Ciliwung Cisadane sehingga Pemprov DKI tidak dapat langsung memperbaikinya.

Masalah baterai atau accu kembali terjadi di Stasiun Pompa Pantai Indah Kapuk. Tiga dari tujuh pompa pengendali banjir yang dapat dipindahkan juga tidak dapat dinyalakan karena baterainya mati. Bahkan, satu mesin pompa tak berfungsi karena tangki bahan bakarnya bocor.

Melihat semua kondisi itu, Prijanto memerintahkan Kepala Dinas Pekerjaan Umum menganggarkan biaya pembelian baterai dalam pos pemeliharaan pompa air. Pompa-pompa air juga harus diperiksa dan dihidupkan secara rutin agar siap menyedot air banjir di puncak musim hujan.

Kesiagaan

Sekretaris Satuan Koordinasi Pelaksana Penanggulangan Bencana DKI Jakarta Harianto Badjoeri mengatakan, 323 pos pengungsi disiapkan di 78 lokasi rawan banjir. Pemprov DKI juga menyiagakan 324 puskesmas untuk membantu korban banjir.

Meski tidak berada di daerah rawan banjir, puskesmas-puskesmas itu harus buka saat banjir. Apabila puskesmas di lokasi banjir tidak dapat menangani lonjakan jumlah pasien, puskesmas lain harus siap menjadi rujukan.

Bahan makanan dan peralatan dapur umum sudah disebar di setiap kelurahan. Pasokan logistik langsung disiapkan begitu warga mulai mengungsi. Kesiagaan petugas yang menyiapkan peringatan dini juga ditingkatkan. Mereka dibekali alat komunikasi, mulai dari handie talkie (HT), telepon kabel, telepon genggam, sampai telepon satelit. (ECA)



Post Date : 24 November 2008