|
Banyumas, Kompas - Warga sekitar aliran Sungai Banjaran, di sekitar Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas, Rabu (2/5), kembali dengan tegas menolak tawaran Perusahaan Daerah Air Minum Banyumas untuk eksploitasi air Sungai Banjaran. Warga menilai eksploitasi itu hanya akan merugikan pertanian di Kedungbanteng yang selama ini kebutuhan airnya dipenuhi dari Sungai Banjaran. Pernyataan tegas itu disampaikan oleh seratusan warga Kedungbanteng pada pertemuan antarwarga Kedungbanteng dengan anggota DPRD Banyumas, bersama pejabat PDAM, di ruang rapat DPRD Banyumas. Penolakan itu berpangkal pada masalah kerusakan saluran irigasi di Kedungbanteng yang dipasok dari Sungai Banjaran. Kerusakan itu membuat pasokan air bagi pertanian selalu berkurang. Jayus, seorang ketua kelompok tani di Desa Pegalongan, Kecamatan Kedungbanteng, mengatakan, warga tetap tidak sepakat dengan rencana PDAM Banyumas. "Kami tidak sepakat dengan rencana PDAM. Selama ini kebutuhan air petani saja masih kekurangan," ucapnya. Selain itu, menurut dia, Sungai Banjaran tidak hanya digunakan oleh petani. Namun, masyarakat di sekitar sungai juga sangat bergantung pada ketersediaan air Banjaran untuk hidup sehari-hari. Ditemui seusai pertemuan, Direktur PDAM Banyumas Achmad Husein mengatakan, pihaknya pun tak akan mengeksploitasi air di Sungai Banjaran kalau masih ada permasalahan pertanian. "Tak mungkin kami melakukan eksploitasi air Sungai Banjaran kalau di sana sendiri masih ada masalah pertanian," tuturnya. Namun, lanjut Husein, kalau masalah pertanian itu tetap diabaikan oleh warga, selamanya warga setempat akan mengalami kekurangan pasokan air dari Sungai Banjaran. "Bila tidak diperbaiki, kelangkaan air di tingkat petani akan terus terjadi," terangnya. (MDN) Post Date : 03 Mei 2007 |