|
LUMAJANG - Tak hanya di Desa Banyuputih Lor dan Kidul saja yang terimbas hujan lebat Rabu sore hingga Kamis pagi kemarin. Di Desa Kaliboto Lor, sebuah musala dan dapur milik Suparni, 43, amblas di terjang banjir sungai Bondoyudo. Warung milik Jumaiah yang berada di dekat musala juga ikut ambrol setelah pondasinya digerus air sungai. Bahkan, jembatan darurat yang dibagun warga secara swadaya beberapa waktu lalu juga putus. Akibatnya, Desa Kabiloboto Lor tidak bisa langsung ke Desa Patokan, Kecamatan Randuagung. Warga harus mencari jalan alternatif yang lebih jauh bila ingin saling berkunjung. "Jembatan tadi pagi sekitar pukul 04.00 putus setelah diterjang banjir," kata Karyono, warga yang rumahnya di dekat jembatan darurat itu. Dia menambahkan, bawah jembatan darurat itu kali ketiga putus diterjang banjir. Sebab, usia jembatan utama sepanjang 20 meter itu putus pada awal musim hujan tahun lalu, sudah tiga kali warga membangun jembatan darurat. "Setelah jembatan darurat putus, kami langsung membangun lagi. Sebab, tanpa jembatan ini dua desa tidak bisa lancar berhubungan," imbuhnya. Sedangkan, ambrolnya musala bersama dapur milik Suparni yang berhimpitan dengan warung Jumaiah itu juga betepatan dengan jembatan darurat putus. Sekitar pukul 04.00. "Sekitar pukul 04.00 saya dengar suara bergemuruh. Tiba-tiba dapur dan musala bergerak," kata Suparni saat ditemui di atas puing-puing dapur rumahnya kemarin. Menurut dia, bersama anaknya ibu dan dua anaknya, dirinya langsung berusaha menyelamatkan diri. "Begitu ada getaran dari dapur dan musala, kami langsung lari keluar," imbuh perempuan paruh baya ini. Itu juga diakui Endang, anak perempuannya. "Saat rumah tergerus air saya berada di dalam dapur," kata Endang. Tapi, begitu ada getaran karena gerusan air sungai itu dia juga ikut menyelamatkan diri ke luar rumah. Dari pengamatan Erje di lapangan, pondasi musala yang berhimpitan dengan dapur, milik Suparni itu sudah ambrol. Pondasinya pun juga ikut terhanyut bersama bangunan. Sedangkan, pondasi dapur masih kokoh berdiri, tinggal puing-puing tembok dapur yang masih berserakan di tempat itu. Sedangkan kerangka bangunan sudah raib terbawa arus air. Sementara itu, Zainul Aini, Kasubdin Penanggulangan Bencana Bakesbanglinmaspol menjelaskan akibat bencana itu Suparni menderita kerugian hingga Rp 14 juta. Dengan rincian, musala Rp 9 juta, dapur Rp 3 juta, dan warung makan Rp 1 juta. "Kalkulasi sementara korban menderita Rp 14 juta," kata Zainul Aini kemarin. (aro/ken) Post Date : 14 April 2005 |