|
JAKARTA - Beberapa kompleks pemukiman mewah yang berada di sepanjang daerah aliran sungai di kawasan Jakarta Selatan tengah dikaji masalah perizinannya. Pasalnya, ditengarai, pembangunan kompleks-kompleks tersebut merupakan salah satu faktor penyebab banjir di Jaksel. Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Suku Dinas PU Tata Air, Atty Angkasa, kepada Pembaruan, Selasa (25/10). Saat ini, Sudin PU Tata Air sudah menyewa pengacara untuk mengkaji aspek legal pembangunan kompleks pemukiman tersebut. "Contohnya adalah beberapa pemukiman realestate di daerah Kemang yang berlokasi di pinggir Kali Krukut. Dari pengamatan kami, kali Krukut yang lebarnya 12 meter kini menyempit menjadi tinggal tiga meter saja karena developer pemukiman tersebut seenaknya membangun pemukiman yang menjorok ke arah kali. Kami telah menyewa pengacara untuk mengkaji aspek legal penghambatan kali atau sungai yang melanggar kepentingan umum. Kalau terbukti, IMB-nya bisa dicabut," tutur Atty. Limpahan Kali Krukut itulah yang menyebabkan banjir di kawasan Petogogan, Pulo Raya, Bangka, Kemang dan sekitarnya. Selain itu, Kali Pesanggrahan dan Kali Ciliwung juga menyempit akibat masalah yang sama, yakni banyaknya pemukiman penduduk yang dibangun secara liar sehingga membuat kali menyempit. Limpahan air dari kedua kali ini menyebabkan banjir di beberapa kawasan Jaksel lainnya. Sepanjang tahun 2005, Sudin PU Tata Air berupaya membangun 56 buah sumur resapan di berbagai kawasan di Jaksel. Diperkirakan sumur berjumlah 158 buah di seluruh wilayah Jaksel yang dibangun pemerintah pada 2003-2004. Sementara berdasarkan SK Gubernur Nomor 68 tahun 2005 adalah tiap meter persegi luas penampang atap bangunan diperlukan penambahan sumur resapan 0,4 m3. (D-10) Post Date : 26 Oktober 2005 |