|
Medan, Kompas - Investor Malaysia kembali menawarkan untuk membangun pembangkit listrik di Sumatera Utara guna mengatasi krisis listrik yang tengah dialami provinsi ini. Kali ini mereka menawarkan untuk membangun pembangkit listrik berbahan baku sampah dengan tegangan mencapai 400 megawatt. Hal itu disampaikan Kepala Badan Investasi dan Promosi Provinsi Sumatera Utara (Sumut) Gandhi D Tambunan di Medan, Kamis (24/2). "Investor Malaysia sudah mengajukan proposal pembangunan pembangkit listrik di Sumut dengan nilai investasi awal sebesar 250 juta dollar Amerika Serikat. Mereka mengaku tertarik dan punya dana," katanya. Menurut Gandhi, pihaknya juga sangat tertarik terhadap tawaran investor Malaysia tersebut mengingat itu bisa menyelesaikan dua masalah besar yang kini dihadapi Sumut, yaitu krisis listrik dan besarnya volume sampah. "Pembangunan pembangkit listrik merupakan masalah mendesak yang harus diselesaikan oleh Sumut karena daya yang ada sekarang sudah tidak memadai. Krisis listrik juga sudah menghambat investasi," ujarnya menjelaskan. Saat ini ketersediaan listrik di Sumut 1.200 MW dan sebagian besar dipasok Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU) Sicanang di Belawan. Namun, daya yang dihasilkan tak mampu lagi melayani kebutuhan masyarakat yang per hari rata- rata di atas 1.000 MW. PLTGU Sicanang juga menyuplai pasokan listrik ke sebagian Nanggroe Aceh Darussalam. Di lain pihak, menurut Gandhi, Sumut, khususnya Kota Medan, juga dihadapkan pada permasalahan besarnya volume sampah yang dihasilkan masyarakat dan industri per hari. "Setidaknya per hari ada sekitar 1.000 ton sampah per hari di Kota Medan. Jumlah tersebut cukup menjadi sumber tenaga listrik berkapasitas 400 megawatt," katanya. Lokasi yang disiapkan Pemrov Sumut untuk pembangunan pembangkit listrik tenaga sampah itu bisa berada di lokasi dekat tempat pembuangan sampah atau tempat lain. (aik) Post Date : 25 Februari 2005 |