|
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Bandarmasih Kota Banjarmasin, ditantang untuk mampu memproduksi air bersih yang bisa langsung diminum. Tantangan ini dilontarkan Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum (PU) Budi Yuwono, saat memberikan sambutan pada Peletakan Batu Pertama Pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) II 500 Liter per detik PDAM Bandarmasih, Rabu (18/5). "Dengan berbagai keberhasilan yang dicapai, saya tantang untuk merealisasikan itu. Terus terang, saya ingin mendorong PDAM Bandarmasih ke arah sana," ungkapnya. Menurut Budi, dengan cakupan pelayanan 79 persen, tingkat kehilangan air 30 persen serta kondisi perusahaan yang masuk dalam kategori PDAM sehat, tantangan untuk memproduksi air bersih yang bisa langsung diminum, bukanlah sesuatu yang sulit bagi PDAM Bandarmasih. Sementara itu, Penjabat Walikota Banjarmasin H Iskandar mendukung rencana tersebut. Dengan kata lain, Pemko Banjarmasin siap mem-back up, bila PDAM Bandarmasih ingin memproduksi air bersih yang langsung bisa diminum. "Pemko sangat mendukung itu. Mudah-mudahan, walikota definitip berikut pun mempunyai komitmen yang sama terhadap persoalan ini," harap mantan Asisten II Pemprop Kalsel ini. Dukungan serupa diberikan Ketua DPRD Kota Banjarmasin H Taufik Hidayat. "Kalau memang mampu, dewan siap mem-back up-nya," tegas kader dari PPP ini. Terpisah, Dirut PDAM Bandarmasih H Zainal Arifin mengungkapkan, tahapan ke arah sana memang sudah dirintis pihaknya. Sehingga pada 2009 nanti, PDAM Bandarmasih sudah benar-benar mampu memproduksi air minum bukan hanya sekedar air bersih seperti sekarang ini. Namun, mengingat besarnya biaya yang harus dikeluarkan, pihaknya akan melakukan bertahap dengan membentuk zona air minum untuk kawasan tertentu. "Pada tahapan itu, kita sudah berbicara masalah kualitas, yang tentunya akan mengeluarkan dana yang cukup besar. Implikasinya, pelanggan pun harus membayar lebih mahal," katanya. Sebelumnya, dalam laporannya, Zainal mengakui lima permasalahan yang masih dihadapi PDAM yakni terbatasnya IPA, tingkat kehilangan air yang masih cukup tinggi, sistem pelayanan yang belum prima, keterbatasan dana yang dimiliki serta pengembalian hutang pinjaman. "Pembangunan IPA II senilai Rp42 miliar ini dibiayai dengan sistem Build Transfer Operete (BTO) antara PT Adhi Karya dengan Pemko Banjarmasin dan PDAM Bandarmasih. Adhi Karya akan membiayai pembangunan IPA II sampai selesai dan kita akan membayarnya dengan cicilan selama empat tahun," sebutnya. zdn Post Date : 19 Mei 2005 |