Dipertanyakan, Kenaikan Tarif Sampah

Sumber:Kompas - 09 Mei 2007
Kategori:Sampah Luar Jakarta
Bandung, Kompas - Komisi B Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Bandung mempertanyakan komitmen Perusahaan Daerah Kebersihan Kota Bandung terkait rencana kenaikan tarif sampah. Mereka meminta PD Kebersihan mampu menjamin sampah terangkut saat tarif dinaikkan.

Demikian ditegaskan Ketua Komisi B DPRD Kota Bandung Endrizal Nazar saat rapat dengan PD Kebersihan di Gedung DPRD Kota Bandung, Selasa (8/5). "Sulit bagi DPRD menyetujui usulan kenaikan tarif kalau belum ada kejelasan. Harus ada jaminan bahwa pembuangan sampah lancar," kata Endrizal.

Direktur Utama PD Kebersihan Kota Bandung Awan Gumelar mengatakan, bila rencana kenaikan tarif ini disetujui, pihaknya akan mengambil langkah-langkah guna meningkatkan pelayanan. Pertama, peremajaan seluruh truk pengangkut sampah. Saat ini PD Kebersihan memiliki 107 truk yang sebagian besar sudah tidak layak pakai tetapi tetap dipaksakan. Rata-rata yang bisa beroperasi hanya 96 truk. Padahal, kebutuhan truk mencapai 140 unit.

Kedua, kata Awan, tempat pembuangan sementara (TPS) akan direvitalisasi dan ditambah untuk mengantisipasi melubernya sampah. Saat ini di Kota Bandung baru ada 233 TPS dan akan ditambah menjadi 400 TPS.

Ketiga, Awan akan menambah tenaga penyapu jalan dari sekitar 600 personel menjadi 1.000 personel. "Infrastruktur TPA Sarimukti juga akan diperbaiki," kata Awan. Menjadi Rp 3.000

PD Kebersihan mengusulkan agar tarif sampah rumah tinggal yang awalnya Rp 2.000 per bulan dinaikkan menjadi Rp 3.000 per bulan, dan yang awalnya Rp 7.500 per bulan naik menjadi Rp 20.000 per bulan.

Wakil Ketua Komisi B M Iqbal Abdul Karim mengatakan, kesejahteraan pegawai PD Kebersihan belum dimasukkan dalam upaya peningkatan pelayanan ini.

Ia menyarankan PD Kebersihan juga mendata secara akurat jumlah rumah tangga yang wajib membayar tarif sampah. "Tidak semua rumah membayar PLN. Banyak potensi yang hilang karena salah data. PD Kebersihan mengklaim jumlah rumah tangga mencapai 434.805 hanya mengopi dari data PLN" kata Iqbal. (mhf)



Post Date : 09 Mei 2007