|
SALATIGA - Sebagian warga di Jalan A Yani Salatiga mengeluhkan penanganan sistem drainase di sepanjang jalan itu. Sebab, meskipun sudah dibangunkan saluran air, namun bila turun hujan yang cukup deras, dipastikan air menggenangi jalan itu beberapa saat. Dari pengamatan Suara Merdeka, sejak Kamis hingga Minggu kemarin Kota Salatiga diguyur hujan lebat. Namun, seusai hujan turun, di badan Jalan A Yani terdapat genangan air dengan tinggi mencapai sekitar 20 cm. Warga menyebutnya sebagai banjir. Akibatnya, sebagian lantai toko yang berada di tempat tersebut kebanjiran. Di antara mereka, sudah ada yang berusaha menghindari masuknya air dengan meninggikan teras toko. Anung (30), seorang pemilik toko mengungkapkan, mereka merasa khawatir jika genangan air makin tinggi. Mereka meminta agar instansi yang berwenang memeriksa pembuatan saluran air di lokasi tersebut. Pasalnya, kemacetan arus air diduga karena pelaksanaan pembangunannya yang tidak beres. "Kami heran, sudah dibangun saluran air, kok masih tetap tergenang, dan justru genangannya semakin tinggi. Padahal sewaktu belum ada saluran air, genangan justru tak pernah ada," paparnya. Bahkan, kata dia, saat hujan sudah mulai reda, air tidak segera surut terserap ke dalam saluran air. Kalau hujan lebih deras lagi, dikhawatirkan air masuk di ruangan tempat mereka berdagang. Hal senada juga diungkapkan Atok (35), pemilik sebuah warung makan. Menurut dia, akibat adanya genangan air itu, kendaraan yang melaju kencang sering nyiprati pengunjung yang datang ke warungnya. Ketua Komisi C DPRD, H Toto Suprapto berjanji menindaklanjuti keluhan warga tersebut. Anggota Dewan dari PKPI tersebut juga akan berkoordinasi dengan DPU, sebagai tenaga teknis yang mengetahui persoalan itu. "Kami juga akan menanyakan hal itu kepada pelaksana proyek saluran air itu. Logikanya, jika memang ada saluran air, seharusnya memang tidak terjadi genangan di sekitarnya," paparnya. Lebih Rendah Kepala DPU Ir Saryono mengatakan, pekerjaan proyek drainase yang dibangun sekarang ini belum selesai. Sebab, ketinggian dasar salurannya lebih rendah daripada saluran air di Jalan Jenderal Sudirman. Padahal, saluran Jenderal Sudirman merupakan arah pembuangan air dari Jalan A Yani. Air yang masuk ke saluran di Jalan A Yani sebagian besar dari kompleks Kostrad Yonif 411/Pandawa. "Padahal, sebagian air dari Yonif 411 sudah kami buang ke arah Pasar Sapi. Namun, berhubung banyaknya air yang datang dari lokasi tersebut, maka sebagian lagi kita buang ke arah Jenderal Sudirman yaitu melalui saluran di Jalan A Yani," terang Saryono. Pada tahun ini, pembangunan sistem drainase itu akan disempurnakan lagi. (H2,A2-91a) Post Date : 04 April 2005 |