Diperkirakan Kondisi Kian Parah

Sumber:Suara Merdeka - 07 Mei 2009
Kategori:Banjir di Luar Jakarta

BANJIR  rob yang melanda Semarang bagian utara jika tidak segera ditangani secara komprehensif dikhawatirkan akan semakin parah. Sebab, fenomena kenaikan permukaan air laut itu sudah terjadi sebagai dampak pemanasan global.  Selain itu, juga diakibatkan karena tanahnya ambles.

’’Rob itu akan mengancam daerah-daerah pantai, kalau tidak dilakukan dua hal, yakni mitigasi dan adaptasi,’’ kata Pakar lingkungan dari Undip Prof Sudharto P Hadi MES PhD, kemarin.

Upaya mitigasi, kata dia, adalah mengurangi dampak supaya pemanasan global itu tidak semakin parah. Sedangkan, adaptasi dilakukan dengan cara menanam mangrove, menambah atau mempertahankan ruang terbuka, dan membangun sabuk pantai.

’’Kalau pasokan air daerah atas tidak dikendalikan, daerah hilir yang menerima, seperti Bandarharjo, Tanjungmas. Daerah hilir itu ’diserang’ daerah atas dan laut. Oleh karena itu, dua-duanya harus ditangani secara komprehensif,’’ ujarnya.

Alih fungsi lahan di daerah atas harus dikendalikan dan penanaman pohon digalakkan. Sedangkan, di daerah bawah, ruang terbukanya harus dipertahankan, dilakukan pengerukan dreinase, penanaman mangrove, pembangunan sabuk pantai. Penanganan tersebut harus dilakukan secara serentak .

’’Saya kira ke depan rob semakin parah. Kasihan, yang menjadi korban penduduk yang tidak mampu. Mereka tidak mampu meninggikan rumahnya. Memang harus dilakukan secara seksama dan komprehensif,’’ jelasnya.

Penanganan Parsial

Ia menilai selama ini penanganan rob masih sifatnya parsial, seperti pembangunan polder dan tanggul. Upaya tersebut sudah bagus, namun hanya menangani sesaat. Dengan demikian, harus dilakukan secara menyeluruh. Banyak muncul usulan pembangunan sabuk pantai seperti di Belanda.

’’Hal itu cukup bagus, namun harus dilengkapi upaya yang bersifat kelembagaan sosial. Jadi upayanya tidak hanya teknologi, tetapi ada partisipasi masyarakat, seperti tidak membuang sampah sembarang. Tata ruang itu harus diatur supaya alih fungsi lahan tidak cepat terjadi dan ruang terbuka tetap dipertahankan,’’ jelasnya.

Upaya vegetatif, kata dia, juga diperlukan sebagai penangkal gelombang. Di beberapa tempat bisa dilakukan penanaman mangrove, tetapi sebagian tempat harus ada rekayasa teknologi, seperti pembangunan sabuk pantai atau sediment trap. ’’Kalau yang terkena abrasi harus dilengkapi dengan sediment trap/ trucuk-trucuk bambu. Baru kemudian ditanami mangrove,’’ terangnya.(Aris Mulyawan-41)



Post Date : 07 Mei 2009