|
CIANJUR (SINDO) – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Cianjur menurunkan sejumlah tim untuk mengambil sampel air di lima titik di Kampung Cingklek RT 01,02,03/01 Desa Cibokor, Kecamatan Cibeber, kemarin. Sampel tersebut akan diuji laboratorium untuk mengetahui kualitas air, terkait merebaknya wabah muntah berak (muntaber) yang menyerang 45 lima warga sekitar. ”Setelah warga terserang muntaber,kami langsung mengambil sampel air di lima titik kampung tersebut,” kata Wakil Kepala Dinkes Cianjur Dedih Rudiana kemarin. Dedih mengaku, meski hasil laboratorium belum diketahui secara pasti,namun pihaknya mengindikasikan merebaknya muntaber lebih disebabkan faktor lingkungan, terutama air buangan rumah tangga yang tak mengalir semestinya. ”Air sumur yang dikonsumsi penduduk kotor, serta jarak septictank terlalu dekat membuat sanitasi lingkungan kurang bagus. Apalagi banyak warga yang berternak bebek, sehingga banyak kubangan kotor. Dan saya prediksikan itu karena kondisi tersebut terjadi sangat buruk,” paparnya. Dia membantah bahwa puluhan warga yang terserang muntaber disebabkan mengonsumsi nasi syukuran. Sebab, kata dia, tenggat waktu dari warga mengonsumsi nasi dengan waktu merebaknya muntaber selang dua hari itu terlalu jauh.”Kurang relefan bahwa acara syukuran dilaksanakan Jumat,sementara kejadian Sabtu siang dan malam Minggu.Tetapi,keputusan jelas baru setelah hasil laboratorium keluar, yakni dua sampai tiga hari,”ujarnya. Sementara itu, berdasarkan pantauan di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Cianjur, sejumlah pasien warga Kampung Cingklek RT 01,02, 03/01 Desa Cibokor,Kecamatan Cibeber, Cianjur,yang terserang muntaber terus berdatangan. Hingga kemarin,jumlah pasien yang dirawat di RSUD sekitar 32 pasien,15 di antaranya anak-anak, dan 18 orang dewasa. Kepala RSUD Cianjur Suranto mengaku telah menerima kembali tiga pasien hasil rujukan dari Puskesmas Cibeber dan Posko Penanggulangan Wabah Muntaber di Desa Cibokor.Menurut dia, untuk langkah pengobatan, para pasien muntaber telah diberi cairan infus dan obat-obatan penguat tubuh. Untuk pasien anak-anak ditempatkan di Ruang Aromanis dan pasien dewasa di Ruang Arben. ”Biaya bagi pasien muntaber semua gratis.Tadi pagi (kemarin) Bupati dan Wakil Bupati juga telah mengunjungi para pasien, sambil menyerahkan bantuan secukupnya,” paparnya. Sementara itu, Anwar Fauzi, 5, salah seorang pasien muntaber anak pasangan suami istri Rohmah, 29, dan Ayi Solihin, 40, terlihat masih lemas. Di tangan kirinya terselip selang infus. (ricky susan) Post Date : 06 Januari 2009 |